Laporan : April
LAHAT, gemasriwijaya.net – Para petani sawit di Kikim menghadapi masa sulit akibat anjloknya harga jual tandan buah segar (TBS) sawit.
Harga penjualan di tingkat petani saat ini hanya sebesar Rp 1.700 per kilogram, menyebabkan kekhawatiran dan kesulitan finansial bagi para petani.
Sega, seorang petani sawit berusia 34 tahun dari Kecamatan Kikim Tengah mengungkapkan, bahwa harga sawit telah mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir.
“Harga semula sebesar Rp 2.400 per kilogram di Pabrik. Jika di tingkat pengepul, harga hanya Rp 1.700 per kilogram jika diambil dari petani,” ujarnya Senin (17/7/2023)
Penurunan harga ini telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir dan saat ini mencapai titik terendah. Sega mengungkapkan bahwa para petani hanya bisa menerima kenyataan pahit ini.
Mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjual hasil panen mereka dengan harga yang rendah. Jika tidak dijual, tandan buah sawit tersebut akan membusuk dan menjadi sia-sia.
“Daripada merugi lebih besar, kami terpaksa menjual dengan harga murah,” katanya
Kondisi ini berdampak besar bagi petani sawit. Pendapatan yang mereka peroleh tidak mencukupi untuk mengembangkan dan mengelola perkebunan mereka.
Harga yang berlaku saat ini hanya cukup untuk menutupi modal angkut hasil sawit ke pabrik. Petani sawit akan kesulitan mendapatkan keuntungan, dan bahkan untuk memutar modal pun sangat terbatas dan mengalami kekurangan.
Situasi ini membutuhkan perhatian serius dan tindakan nyata dari pemerintah untuk membantu petani sawit menghadapi kesulitan ini.
Bantuan dalam bentuk subsidi pupuk dan upaya untuk mengendalikan harga sawit sangatlah penting untuk memastikan keberlangsungan perkebunan dan kesejahteraan para petani sawit di kikim area.
Editor : Ivi HamzahÂ