LAHAT, Ampera Sumsel – Tanpa terasa 89 Tahun Sudah Para Pemuda Indonesia dari berbagai Suku menyatukan kebulatan tekad dengan Sumpah Pemuda, dan pada saat itu pula untuk Pertama kalinya lagu Indonesia Raya di Kumandangkan.
Dibincangi di Markas MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lahat, Tanhar Efendi yang juga adalah anggota DPRD Kabupaten Lahat mengatakan, ” Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemuda Indonesia adalah bonus demografi (demographic dividend) yang sedang berjalan di Indonesia dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2030.
Dengan kata lain, penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia lanjut belum banyak.
Di satu sisi, bonus demografi dapat menjadi peluang bagi Indonesia karena munculnya usia-usia produktif yang dapat menurunkan rasio ketergantungan “,ujarnya kepada awak Media.
” Kita Bayangkan saja, dengan bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Dari 2/3 jumlah penduduk usia produktif tersebut, di dalamnya tentu saja terdapat peran kalangan pemuda. Situasi ini akan dapat mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih maju dalam berbagai aspek fundamental.
Tetapi, di sisi lain, bonus demografi bisa menjadi tantangan dan ancaman “, terangnya.
Kenapa bisa demikian, paling tidak karena dua faktor. Pertama, pemerintah dituntut menyiapkan berbagai kebijakan yang arahnya adalah peningkatan Sumber Daya Manusia yang lebih handal sehingga mampu berdaya saing dan penciptaan lapangan kerja baik di Pusat maupun didaerah.
Kedua, dan ini jauh lebih penting dari kedua alasan sebelumnya, pemerintah dituntut untuk memperkuat sisi karakter generasi bangsa, pemahaman atas sejarah bangsanya minimal dengan memberikan kesempatan yang sama untuk dapat berpendidikan yang lebih tinggi kepada setiap anak bangsa. Jika kedua faktor tersebut tidak dilakukan, bonus demografi akan menjadi beban pembangunan, negara akan gagal mendapatkan pemimpin yang mengerti atas nasib bangsanya dan bangsa ini hanya akan terjebak menjadi negara konsumen terbesar di dunia dan negara kelas pekerja “, ujarnya memberikan gambaran.
Negara-negara maju di Asia seperti Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang telah memanfaatkan peluang bunos demografi dengan penguatan dan pembangunan karakter (character building), bukan hanya penyediaan lapangan kerja. Ingat, bonus demografi adalah membludaknya angka usia produktif, bukan karakter produktif. Artinya, usia produktif antara belum tentu diiringi dengan kemampuan karakter produktif.
Atas dasar itu, penguatan sisi karakter anak bangsa adalah sebuah keniscayaan.
Saat ditanya hal apa sajakah yang perlu dipupuk oleh pemuda Indonesia untuk menguatkan karaktrer ? Tanhar menambahkan.
” Menurut hemat saya, di sinilah para pemuda Indonesia dan Pemuda Kabupaten Lahat pada Khususnya dituntut untuk meneguhkan idealisme, patriotisme, dan spirit of nation. Tidak hanya itu, penguatan pemahaman tentang sejarah bangsa, budaya lokal, juga sangat penting dilakukan oleh para pemuda saat ini. Karena untuk memanfaatkan bonus demografi agar dapat membawa kehidupan berbangsa ke arah yang lebih adil dan sejahtera tidak mungkin kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintah dengan berbagai kebijakannya, butuh peran dan kepeloporan semua elemen bangsa ini terlebih pemuda”, paparnya panjang lebar.
Dalam ajaran islam sebagaimana dicontohkan nabi Muhammad SAW yaitu ” ibda’ binafsih (Mulailah dengan diri sendiri) “, ujarnya sembari menutup perbincangan.
Bams