LAHAT, AmperaSumsel – Lebaran Idul Adha 1437 H hanya tinggal menghitung jari, dimana, hewan kurban sapi, kerbau, kambing maupun domba telah banyak berdatangan dan diperjualbelikan.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Kadisnakkan) Kabupaten Lahat, Ir Agustia Budiman MM melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan), Ir Juni Herniati membenarkan, bahwasanya setiap hewan kurban yang masuk ke Lahat dan sebelum dikonsumsi terlebih dahulu diperiksa kesehatannya secera mendetail. “Pasti apabila ada hewan kurban tidak dalam keadaan sehat atau sakit atau cacat langsung kita tolak dan dikembalikan ke daerah asal tempat mengambilnya, hal tersebut membahayakan kesehatan konsumen ketika mengkonsumsinya,” katanya, ditemui, di ruang kerjanya, Selasa (6/9).
Terutama sekali, sambung dia, terhadap penyakit mulut, antrax maupun cacing hati yang memang selalu ditemukan, apabila tidak hati-hati ketika memeriksanya, pasti sangat merugikan semua pihak dan ini harus dihindari. “Untuk itulah, tim Keswan Disnakkan akan lebih hati-hati dalam memeriksakan kesehatan hingga ke dalam organ tubuh hewan kurban dimaksud, sehingga semuanya terbebas dari penyakit dan aman untuk dikonsumsi,” beber Juni.
Juni menjelaskan, hewan kurban yang dijual harus memnuhi syarat kesehatan maupun secara agama. Dari segi kesehatan misalnya, dilihat dari fisik tidak ada cacat, mata bergerak aktif, kulit terlihat segar dan tidak kusam. Selain itu, kaki juga tak boleh patah dan sapi harus minimal sudah berusia dua tahun, jika dilihat dari gigi depan. Untuk kambing minimal 1 tahunan. “Ini yang harus diperhatikan, disamping penjual hewan kurban juga harus transparan dan welfare. Artinya hewan yang dijualnya tidak teraniaya dan diperlakukan secara baik-baik,” tukasnya.
Photo/Naskah : (BENS)
Editor : (UJANG, SP)