Laporan : Ivi Hamzah
LAHAT, Gemasriwijaya.net – Bertempat di aula kantor camat Mulak Ulu, dilaksanakan pemaparan sosok Jenderal Harun Sohar (Jenderal Mulak Ulu) oleh Mario Andramatik Stafsus Bupati Lahat Bidang Parekraf, kepada peserta Napak Tilas dari Mahasiswa UNSRI, PGRI, UIN Raden Fatah dan Muhammadiyah Palembang. Selasa (29-11-2024). Dikisaran Mario, Desa Muara Tiga Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat merupakan ibukota Kecamatan Mulak Ulu yang hanya ramai ketika ada pasar tradisional (kalangan) sedangkan pada hari-hari lainnya sepi seperti desa pada umumnya di Kecamatan Mulak Ulu. Akan tetapi dari desa yang kecil dan tak begitu ramai telah lahir orang besar yang berkiprah di kancah nasional.
Diawali dari masuk pendidikan militer masa pendudukan Jepang di Kota Pagar Alam dan lulus dengan pangkat Letnan Dua pada tahun 1944, kemudian di awal kemerdekaan bersama rekan-rekannya semasa pendidikan militer Gyuhun Pagar Alam mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian menjelma menjadi TNI, di masa agresi Belanda dipercaya menjadi Komandan Brigade Garuda Dempo.
Pada masa pangkatnya Letnan Kolonel dipercaya menjadi Kepala Staf Kodam Sriwijaya dan selanjutnya mendapat amanat menjadi Panglima Kodam IV/Sriwijaya pada tahun 1958-1962.
Siapa sosok anak desa yang dipercaya menjadi komandan militer tertinggi di wilayah Sumatera Bagian Selatan ini? Dia adalah Harun Sohar bin Pangeran Sohar Prabujaya Lahir 10 Desember 1919, yang kemudian dikenal dengan nama Letjen Harun Sohar yang namanya dijadikan nama jalan di kota Lahat dan Palembang, juga menjadi nama stadion Jasdam II/Sriwijaya di Palembang.
Semasa menjabat sebagai Pangdam Sriwijaya, Harun Sohar bersama Gubernur Sumsel Achmad Bastari, Walikota Palembang Ali Amin dan Wakil Walikota Ir. Indra Caya menginisiasi pembangunan Jembatan Ampera, selanjutnya menghadap Bung Karno Presiden kala itu dan kemudian Bung Karno menyetujui pembangunan Jembatan Ampera. Kolonel Harun Sohar bersama Gubernur Achmad Bastari juga berperan dalam mendirikan Universitas Sriwijaya menjadi universitas negeri.
Dari jabatan Pangdam Sriwijaya Harun Sohar mendapat amanat menjadi Atase Militer di Moskow, ketika berpangkat Mayor Jenderal dipercaya menjadi Ketua Badan Pusat Penggunaan Dana PBB, selanjutnya menjadi Pembantu Ketua Sektor Chusus Irian Barat. Harun Sohar pada tahun 1987 hingga 1992 duduk sebagai anggota MPR-RI.
Letnan Jenderal Harun Sohar Jenderal Mulak Ulu yang telah memberi warna percaturan militer Indonesia, dan menjadi tokoh kebanggaan masyarakat Kabupaten Lahat dan Sumatera Selatan.
“Inilah kisah perjalanan karir sang jenderal Mulak Ulu Harun Sohar, yang sangat kita banggakan, karena telah memberikan kontribusinya sebagai untuk bangsa ini.
Usai memberikan pemaparan tentang jenderal Mulak Ulu, para peserta Napak Tilas diajak kekediaman pribadi Letjen Harun Sohar dan rumah orang tuanya pangeran Sohar Prabujaya di desa Muara tiga. Setibanya dikediaman rumah pribadi Harun Sohar, peserta Napak Tilas bisa melihat langsung pakaian pribadi beliau, seperti topi, jas, kasur, dipan meja kursi yang masih terawat dengan baik.
Napak Tilas Sang Jenderal Mulak Ulu ini sangat diapresiasi oleh Dinas Pariwisata melalui Kasi disbudpar provinsi Sumsel ibu Nurhayati SE. Ia sangat berterimakasih telah mendapatkan ilmu tentang pangeran Sohar Prabujaya dan Letjen Harun Sohar.
“Alhamdulillah kita bisa mengunjungi kediaman beliau langsung hari ini, ini menjadi aset bagi wisata bagi kita Sumsel,”ungkapnya.
Editor : Riadi