Laporan : Pardinal
GEMAS – PAGARALAM
Untuk melakukan aktivitas mendaki gunung membutuhkan keterampilan,
kondisi fisik, dan daya juang yang tinggi. Tantangan dan tingkat bahaya yang tinggi
seakan menjadi ciri khas dari aktivitas ini, terkadang dengan persiapan yang mumpuni pun, para pendaki masih sering mengalami trouble dalam pendakian, seperti yang terjadi pada 2 pendaki asal Kabupaten Muaro Bungo Provinsi Jambi, M. Fikri Sahdilah (19) dan Jumadi (26) yang dinyatakan hilang kontak pada (15/10) di Gunung Dempo Pagaralam.
Basarnas Pos SAR Pagaralam mendapatkan laporan resmi dari keluarga korban pada Selasa (22/10), bahwa kedua pendaki tersebut hilang setelah pamit untuk mendaki ke Gunung Dempo. Kedua pendaki tersebut berangkat ke Pagaralam pada Minggu (13/10) dan terakhir kontak kepada keluarga pada Selasa (15/10) dengan memberitahukan kabar bahwa mereka berada di lereng Dempo sebelum menuju ke puncak.
Koordinator Pos SAR Pagaralam Alparis ZM mengungkapkan, setelah menerima informasi tersebut kami dan segenap unsur SAR yang ada di wilayah Kota Pagaralam berkoordinasi dan melaksanakan pencarian terhadap kedua pendaki tersebut.
“Setidaknya team SAR gabungan yang berjumlah 70 orang terdiri dari Basarnas Pos SAR Pagaralam, BPBD Pagaralam, Tagana Pagaralam, Elemen Pencinta alam dan unsur TNI / Polri yang ikut dalam proses pencarian,” tambahnya.
Pada proses pencariannya di hari ke-3 team SAR gabungan berhasil menemukan beberapa barang yang di duga milik salah seorang pendaki, setelah di konfimasi kepada pihak keluarga.
Setelah melalui proses pencarian yang cukup panjang selama 7 hari, Basarnas Palembang sebagai pemegang leading sectoral dalam bidang pencarian dan pertolongan memutuskan menambah pencarian 3 hari dengan berbekal petunjuk penemuan yang sudah di kantongi team SAR gabungan.
“Sesuai SOP Basarnas dalam pelaksanaan Operasi SAR dilaksanakan dalam kurun waktu 7 hari, namun dapat diperpanjang apabila ada indikasi atau petunjuk bagi tim SAR di lapangan,” Ujar Benteng Telau, Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Palembang.
Dalam pelaksanaannya, Alparis ZM selaku On Scene Coordinator (OSC) mengungkapkan, secara umum kendala yang kami hadapi di lapangan adalah cuaca yang tak bisa di prediksi, vegetasi hutan yang masih belum terjamah, serta badai yang datang membuat team kesulitan untuk melanjutkan pencarian, sehingga tim di lapangan terpaksa menghentikan sementara proses pencarian karena dapat membahayakan tim apabila tetap melanjutkan pencarian.
10 hari sudah team SAR gabungan berjibaku dengan kondisi fisik yang mulai menurun tetap berupaya melakukan pencarian terhadap korban, namun team SAR gabungan belum bisa menemukan keberadaan kedua pendaki, Ujar Alparis.
SAR Mision Coordinator (SMC) Benteng Telau mengungkapkan, setelah tim SAR gabungan berupaya selama 10 hari melakukan pencarian namun alhasil team masih belum berhasil menemukan keberadaan kedua pendaki, akhirnya sesuai SOP pelaksanaan Operasi SAR Basarnas dan evaluasi menyeluruh bersama potensi SAR, diputuskan pelaksanaan Operasi SAR pada 31 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB ditutup. Namun tetap melakukan pemantau melalui Pos SAR Pagaralam. Untuk SOP Pencarian dan Pertolongan sudah kami jalankan sebagaimana prosedur yang ada. Kami berharap keluarga korban dapat berbesar hati dan ikhlas menerima keadaan ini. Namun tak menutup kemungkinan Operasi SAR dapat dibuka kembali apabila ada petunjuk akurat akan keberadaan kedua pendaki tersebut, Pungkas Benteng.
Editor : Ivi Hamzah