LAHAT, Ampera Sumsel — Nama Tanhar Effendi, SH setidaknya dalam kurun setahun terakhir terus menjadi ‘buah bibir’ ditengah masyarakat khususnya di kalangan Pemuda dan pemudi Lahat. Bukan saja karena lelaki kelahiran Desa Tanjung Pinang, 1982 ini berhasil duduk sebagai anggota DPRD Lahat, dari Partai Golkar dan menjadi ketua berbagai organisasi kepemudaan seperti KNPI Lahat, Pemuda Pancasila, AMPI Lahat dan beberapa organisasi kepemudaan lain namun, Tanhar menjadi insprirasi atas kesuksesanya membangun usaha hingga lelaki yang akrab disapa Tatan ini secara materi memiliki aset yang fantastis.
Diusianya yang baru menginjak 35 tahun, Tatan memiliki banyak karyawan yang ia pekerjakaan di usaha galian C dan angkutan yang ia kelola. Tatan juga dikenal sosok yang peduli, sederhana, dan dekat dengan semua kalangan di masyarakat. Hal itu pula yang membuat banyak warga khususnya pemuda takjun. “Tidak banyak yang bisa seperti dia (Tatan) usianya baru 35 tahun tapi secara kekayaan materi sudah luar biasa dan memiliki karyawan. Fakta yang terjadi saat ini, banyak diantara kita diusia 35 masih nganggur, tidak jelas arah dan tujuan hidup. Bukan mengada ada, tapi sosok Tatan ini harus jadi insprasi kalau umur bukan jadi penghalang untuk sukses,”ungkap Jamil Agustian, warga Kota Lahat, yang kenal dengan sosok Tanhar Effendi.
Selain didunia usaha, Tatan juga ‘kinclong’ dalam menitih kariernya di dunia politik. Meski terbilang pendatang baru, namun saat ini Tanhar, terbilang masuk dijajaran elite kalangan politisi. Maklum saja, saat mencalonkan diri di Pileg DPRD Lahat, di derah pemilihan (Dapil II) meliputi Merapi Area, Tanhar mendulang suara tertinggi dan secara perorangan meraih suara terbanyak diantara calon lainnya di lima Dapil. Kedekatan dan kepedulianya membuat warga merapi Area tanpa ragu menjadikan Tatan, sebagi wakil di Parlemen.
Lantas seperti apa ‘resep’ yang dimiliki Tatan dalam meraih kesuksesanya tersebut, terlebih usaha tersebut dimulai dari nol?. Diungkap Tanhar, resep yang dimiliki hanya modal niat yang baik, semangat, tekad untuk maju, baik dengan sesama, restu orang tua dan berserah kepada Yang Kuasa. Dikatakan Tanhar, atas dasar rasa syukur dirinyapun awalnya tidak menduga apa yang ia jalani sejak tahun 2004, bisa seperti sekarang. Kembali dikenang Tanhar, dirinya juga pernah mengalami pahit getirnya kehidupan. Dirinya, bukanlah berasal dari keluarga berada. Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya surut semangat untuk maju. pelbagai profesi yang mungkin sebagian orang memandang rendah, seperti menjadi tukang parkir, calo angkutan di terminal bis, kuli tambak dan merantau kebeberapa kota pernah ia jalani. Diakui Tanhar, dirinya sempat putus asa kala itu, karena harus berpindah pindah kota (merantau) untuk merubah nasib. Kedua orang tuanyapun sempat khawatir dengan kenekatan yang dijalani.
“Tekad saya waktu itu sayabingin maju, saya ingin membahagiakan orang tua, keluarga dan orang banyak. Ya kemandirian dan sikap pantang menyerah itu sangat penting. Jika kita ingin maju kita harus berusaha tapi tidak boleh ambisius. Dan percayala usaha tidak pernah membohongi hasil,”motivasi Tanhar, ketika dibincangi, Minggu (12/11).
Prima /Dhi