/// Rasakan Pahitnya Kehidupan
LAHAT, Ampera Sumsel – Kesuksesan Tanhar Effendi sebagai salah seorang pengusaha muda di Kabupaten Lahat tidak diragukan lagi. Dalam kurun 11 tahun, aset kekayaan pria yang duduk sebagai Anggota DPRD Lahat dan kini dipercaya sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten, terbilang fantastis diusianya yang terbilang muda. Namun, kesuksesan yang ia dulang tidak begitu saja, melainkan dari Nol.
Ya, siapa sangka, pria kelahiran Desa Tanjung Pinang Kecamatan Merapi Barat tahun 1982 ini pernah mengalami pahit getirnya kehidupan. Terang saja, Tanhar bukanlah berasal dari keluarga berada. Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya surut semangat untuk maju.
Diakui pria berusia 35 tahun ini, sebelum mendulang sukses, dirinya pernah terluntah dan mengecap pelbagai profesi yang mungkin sebagian orang memandang rendah, seperti menjadi tukang parkir, calo angkutan di terminal bis, kuli tambak dan merantau kebeberapa kota. Diakui Tanhar, dirinya sempat putus asa kala itu, karena harus berpindah pindah kota (merantau) untuk merubah nasib. Kedua orang tuanyapun sempat khawatir dengan kenekatan yang dijalani.
“Dalam kegelisahan hidup kala itu, ada cerita yang tak akan pernah lupa. Saat itu, saya berada dipelabuhan Bakauhinj Lampung, dan rencana akan ke Pulau Jawa. Tapi sesaat sebelum berangkat, ada seorang ibu yang mendekati. Dan seperti sudah tahu cerita hidup saya, lantas di bicara ‘Nak kembali la, temui ibu, minta maaf dan ciumla kakinya,”kenang Tanhar, menceritakan kisahnya bertemu dengan seorang ibu yang tak ia kenal namanya.
Kata tersebut, ujar Tanhar begitu berasa dihatinya. Perasaan bersalah begitu menghantui. Apalagi, saat sang ayah sempat menelpon agar meminta pulang ke desa. Iapun sebenarnya ingin pulang malam itu juga, namun tidak adanya uang untuk ongkos iapun harus tertahan di Kota Bandar Lampung. Dan di Kota itu juga, cerita hidupnya kembali bertambah. Mengulas kembali perjalanan hidupnya, Tanhar, titik balik kehidupannya yang sebelumnya tidak menentu dimulai pada tahun 2004. Dimana, bermodalkan Rp.1.500.000, dirinya memberanikan diri membeli satu unit perahu tradisional untuk memulai usaha mengangkut batu di aliran Sungai Lematang.
“Modal itu saya peroleh dari hasil menjadi tukang parkir di Lampung. Dimana waktu itu kebetulan ada konser artis ternama. Alhasil, omset markir pun banyak,” ulas Tanhar Effendi, Kamis (9/11).
Dan seiring dengan berjalannya waktu, pria yang saat ini juga menjabat Ketua MPC Pemuda Pancasila (PP) ini kemudian menambah jumlah perahu yang ada menjadi tiga unit. Usaha Tanhar pun mengalami perkembangan signifikan setelah dirinya mendapat pinjaman modal dan kemudian membebaskan sejumlah hektar lahan untuk kepentingan bisnisnya.
Dan kini, di tengah kemajuan bisnisnya, Milyader muda ini tampak masih biasa-biasa saja. Dalam artian, tidak ada perubahan darinya, apalagi menyombongkan diri. Bahkan, Tanhar dikenal sebagai tokoh yang tidak berjarak dengan masyarakat.
“Saya sadar betul bahwa saya juga berasal dari bawah, dimana dulu saya pun tidak memiliki apa-apa. Ini tentunya telah membentuk kepribadian saya bagaimana cara bersikap dan menempatkan diri dengan masyarakat,” ucapnya.
Satu hal yang tidak mungkin ia lupa, satu nasihat dari sang ayah yang hingga kini menjadi pedoman hidupnya, yakni berbuat baik kepada sesama. Dan nasihat ini terus berusaha ia aplikasikan dalam sampai sekarang.
“Dan perbuatan baik ini harus dilandasi dengan rasa ikhlas. Insya Allah akan mendapat balasan,” ujarnya.
Prima