LAHAT, Ampera Sumsel – Menjelang peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, Yanuar Anose mantan ketua Umum Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Kabupaten Lahat yang pertama kembali mengajak pemuda Kabupaten Lahat merenung sejarah. (25/10 /2017)
Menurutnya, pemuda harus memiliki dua kesadaran penting dalam rangka menyambut estafet semangat pemuda Indonesia sejak 1928 lalu hingga 2017 ini.
Pertama, pemuda harus memiliki kesadaran sejarah. “Hampir semua peristiwa penting di dunia ini tidak lepas peran pemuda. Khusus di Indonesia, Anda tau H. O. S. Tjokroaminoto? Ketika muda, ia mendirikan sebuah organisasi besar dan menjadi guru bangsa. Lalu Soekarno muda, Hatta muda, Raden Fatah, dan lain sebagainya. Kemudian ada juga dalam Islam, pemuda, Salman Alfarisi, Ali Ibn Abi Thalib, hingga Muhammad Alfatih yang menaklukan Konstatinopel (sekarang Istanbul), “jelasnya.
” Lalu di Indonesia juga. Kita pernah mengalami reformasi yang diinisiasi oleh pemuda. Mahasiswa tahun 1998. Karena mahasiswa adalah representasi daripada pemuda intelektual,”ungkapnya.
Pada tahun 2017 ini, Yanuar menjelaskan bahwa masuknya pengaruh zaman membuat banyak pemuda yang tidak efektif. “Kita memasuki Bonus Demografi, maka pola kita harus lebih hebat lagi. Harus bisa memperbaiki zaman, memotong kegagalan generasi dengan sebuah perubahan besar,” jelasnya.
Kedua, pemuda juga harus memiliki kesadaran sebagai pemimpin masa depan. “Anda tau tidak? Jika mau lihat bagaimana bangsamu 10 tahun lagi? maka lihatlah apa yang dilakukan pemudanya hari ini. Keadaan Indonesia sekarang, adalah hasil daripada pemuda sepuluh tahun yang lalu. Maka jika pemuda nya tidak efektif dalam rangka mengisi roda Kebangsaan, maka kita harus khawatir. Solusinya adalah kita harus mendukung pemuda dalam pengembangan keilmuan, skill, dan moralitas. Pemuda harus mulai membuat gagasan maping life yang terukur dalam rangka bagaimana mempersiapkan regenerasi pemimpin masa depan yang mau tidak mau akan tiba masanya, “tutup alumni UIN Raden Fatah Palembang ini.
Prima