LAHAT, Ampera Sumsel – Warga prihatin dengan kondisi underpass atau jalan bawah tanah melintasi bagian bawah jalur rel kereta api di kawasan Desa Manggul, Kecamatan Lahat. Pasalnya, jalur jalan yang dibangun sebagai penghubung jalan lingkar luar kota Lahat itu, namun hingga kini belum difungsikan sejak dibangun 2015 lalu, dan justru berubah menjadi penampungan air layaknya kolam retensi.
Pantauan di lapangan, Jum’at (22/9), genangan air di underpass ini cukup tinggi karena hujan 2 hari terakhir. Ketinggian air pada bagian bawah rel kereta itu diperkirakan mencapai 4 meter, karena pada tiang beton penyangga jalur rel kereta api itu terdapat tanda ketinggian terowongan itu mencapai 5,5 meter, sedangkan terowongan jalur kendaraan melintas itu nyaris penuh air, dan hanya menyisakan 1 meter hingga 1,5 meter saja.
Kondisi air yang tinggi itu, dimanfaatkan sebagian warga terutama anak – anak dan remaja untuk mandi.
“Kalau sore banyak anak-anak mandi di sini, ada juga yang melompat dari pinggir jembatan rel kereta api itu,” tutur seorang warga yang rumahnya tak jauh dari underpass itu.
Selain itu, dimanfaatkan pula sebagian warga untuk mencuci sepeda motor dan mobil. Bukan saja warga setempat, tetapi banyak pula yang tinggal jauh dan sengaja datang untuk mencuci kendaraannya di tempat itu.
“Lumayanlah bisa cuci motor di sini, apalagi gratis,” kata Endik sambil menyiram motornya dengan air.
Saban sore, cukup ramai warga mencuci motor ataupun mobil di tempat itu, baik di pangkal maupun ujung jalur underpass tersebut. Bahkan, saat lagi ramai harus antri untuk cuci sepeda motor.
“Sayang sekali bangunan yang dibangun dengan menghabiskan dana banyak tetapi jadinya seperti ini,” tukas seorang warga.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Lahat, HM Eduar Kohar SE MM menuturkan, bahwasanya untuk permasalahan underpass yang berada di Desa Manggul, belum ada proses serah terima, dari Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian.
“Kita (Dishub, red), belum bisa mengelola ataupun berbuat banyak, dengan tergenangnya bangunan underpass tersebut, dimana, dari Kemenhub RI, Dirjen Perkeretaapian, hingga detik ini, belum melakukan serah terima apapun, termasuk untuk pemeliharaannya,” tegasnya.
Prima