EMPAT LAWANG, Ampera Sumsel – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Empat Lawang, melaksanakan rangkaian kegiatan perayaan Idul Adha 1438 hijriyah. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain, menggelar acara takbiran keliling, shalat Ied di lapangan Pemkab, pemotongan hewan kurban hingga acara open house yang digelar Bupati Empat Lawang.
Pada perayaan tahun ini, Pemkab Empat Lawang, mengurbankan hewan kurban berupa sapi sebanyak 22 ekor, sumbangan dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dalam lingkungan kerja Pemkab Empat Lawang.
Dari sejumlah 22 ekor sapi tersebut, 10 ekor diantaranya diserahkan ke setiap kecamatan yang ada di dalam wilayah Kabupaten Empat Lawang, dengan asumsi 1 ekor per kecamatan. Sementara sisanya sebanyak 12 ekor sapi, dipotong di halaman mushala komplek Pemkab Empat Lawang, usai pelaksanaan shalat Ied, dan dagingnya langsung dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan sesuai dengan syariat.
Bupati Empat Lawang, H Syahril Hanafiah mengatakan, pada perayaan hari raya kurban, ada makna yang sangat penting harus dikorbankan, yaitu perasaan atau ego. “Jadi kita harus mengorbankan semua perasaan. Merasa diri sebagai orang-orang yang penting, bahwa kita sebagai orang yang paling gagah, paling banyak uang, atau paling hebat sendiri, ini yang harus kita korbankan,” jelas Syahril saat menyampaikan sambutannya dihadapan jamaah shalat ied di lapangan kantor Bupati Empat Lawang, Jum’at (1/8).
Lanjut Syahril, bahwa nabi Ibrahim diminta Allah SWT untuk mengorbankan anaknya nabi Ismail, sebenarnya pada intinya bukan menyembelihnya itu. Tetapi nabi Ibrahim harus mengorbankan perasaan sayang dan kasih kepada orang yang dikasihinya. “Kita semua punya Ismail, orang yang paling kita sayangi, punya jabatan, punya pekerjaan, punya harta yang sangat kita sayangi. Mampukah atau tidak kita mengorbankan perasaan-perasaan ini,” kata dia.
Sebagai salah satu contoh pada hari ini, dikatakan Syahril, banyak pejabat di Kabupaten Empat Lawang, yang hadir di lapangan ini untuk melaksanakan shalat ied bersama-sama. Namun masih ada juga yang tidak hadir, karena menurut Syahril, yang bersangkutan merasa ada acara yang lebih penting. “Dia punya keluarga, dia punya orang tua, dia punya rumah yang bagus dan dia harus hadir di sana. Dia tidak mampu mengorbankan semua itu,” sindirnya.
Padahal kata Syahril, yang bersangkutan masih bisa untuk dapat berkumpul dengan kelurganya selepas melaksanakan shalat ied bersama-sama di lapangan Pemkab Empat Lawang. Namun karena yang bersangkutan belum mampu mengorbankan perasaannya, makanya tidak hadir di sini.
“Marilah perasaan ini harus kita singkirkan, menjalankannya dengan ikhlas tanpa ada perasaan yang tidak rela. Sebab, jika kita berkorban dengan perasaan yang tidak rela, maka makna berkurban tiada artinya,” jelasnya.
(prima)