PALEMBANG, Ampera Sumsel – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) nampaknya tidak saja unggul dalam bidang olahraga, diakui saat ini eksistensi Sumsel menjajaki berbagai bidang. Faktanya dalam bidang pertanian saja Sumsel berhasil surplus beras hingga 2,5 juta ton pada tahun 2016, ditargetkan pada tahun 2017 Sumsel akan surplus beras hingga 2,7 juta ton. Hal ini pula membawa Sumsel sebagai provinsi yang mampu menekan laju inflasi, terlebih Sumsel menduduki peringkat tiga inflasi terendah.
Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Rakornas VIII Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tahun 2017, yang dimana pelaksanaan Rakornas di Jakarta nanti akan dihadiri langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Rakor dipimpin langsung Pelaksanaa tugas Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Joko Imam Sentosa di Ruang Rapat Bina Praja Pemprov Sumsel. Senin (24/07)
Dari rakor ini tercatat dua kesimpulan yang menonjol, dimana perkembangan inflasi Sumsel sepanjang tahun 2017 relatif terkendali. Ini terlihat dari rendahnya inflasi pasca lebaran di 2017 yang lebih rendah dari historis inflasi lebaran tiga tahun terakhir. Kemudian, program kerja yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) secara umum telah sejalan dengan upaya pengendalian inflasi tang direncanakan oleh TPID, sebagaimana dimaksud OPD melaksanakan program khsusus sebagian besar mengarah kepada upaya penguatan ketahanan pangan daerah.
Rakor ini turut dihadiri Asisten Ekonomi Keuangan & Pembangunan, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan & Hortikultura Prov. Sumsel, Ka. Dinas Perdagangan Prov. Sumsel, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang Prov. Sumsel,Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Bangka Belitung Bakhtiar AS
Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin menyampaikan apresiasi penuh kepada TPID, ia menuturkan, pada dasarnya Sumsel memang tidak hanya unggul pada bidang olahraga saja. Lebih daripada itu Sumsel disebut-sebut sebagai lumbung energi ini pula mengungguli dalam bidang pertanian, dan perkebunan antara lain karet nomor satu di Indonesia, kelapa sawit nomor tiga di Indonesia.
“Saya berterima kasih pada pihak yang tergabung ini, alhamdulillah kita bisa menjaga inflasi sehingga termasuk provinsi yang paling rendah dalam menekan laju inflasi,” tuturnya
Ia menghimbau, agar seluruh komponen TPID kedepan mampu menangkap peluang, dimana peluang tersebut, ia mengungkapkan untuk Kepala Dinas Pertanian mampu memanfaatkan lahan gambut, lebih-lebih Provinsi Sumsel pertama kali yang menandatangani MoU kerjasama memanfaatkan lahan gambut dengan Badan Restorasi Gambut Indonesia.
“Dananya sangat besar, kalau program BRG terutama dengan Dirjen prasarana dari Kementerian Pertanian disinergikan. Itu luar biasa, bukan tidak mungkin tidak saja 2,5 juta ton surplus, bahkan melampaui Sulawesi Selatan,” tegas orang nomor satu di Sumsel ini
“Kalau kita menghasilakan sendiri, bahkan exspor, barang kali inflasi kita tidak ada lagi,” tambahnya
Sementara Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Bangka Belitung Bakhtiar AS menambahkan, menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri inflasi dapat ditean dengan baik, oleh adanya kerjasama yang baik antara Bulog dan OPD Pemprov Sumsel. Dimana dalam pelaksanaanya Bulok tidak dapat berkontribusi sendirian. Hal inilah yang memicu inflasi terendah di Sumsel ini.
“Alhamdulillah inflasi dapat ditekan, dan kedepan dapat didorong bagaimana kondisi ini tetap berjalan dengan baik,”tambah
Laporan: Prima / Humas Pemprov
Editor: Rahma