PAGARALAM, Ampera Sumsel – Kepolisian Resor (Polres) Kota Pagaralam, akan memperketat pengawasam rumah kos atau kamar kontrakanà, yang diduga sering dogunakan untuk aksi kejahan, seperti tempat prostitusi, pencutiqn sepeda motor, peraokan dan termasuk persembunyian pelaku radikalisasi. Hal ini diungkapkan Kapolres Kota Pagaralam, AKBP Pambudi SIK, minggu pagi (30/10).
Ia mengatakan, sudah banyak laporan jika aksi kejahatan mulai mencari cara untuk mengelabui petugas dengan melibatkan masyarakat umum khususnya pemilik tempat rumah ayau kamar sewaan.
“Cukup banyak cara dilakukan untuk menghindari kecurigaan petugas, seperti rumah kos dikontrak kemudian dijadikan tempat persembunyian usai beraksi, jadi dibuat seolah-olah penyewa kamar yang memiliki pekerjaan tetap atau pegawai pemerintahan,” kata dia.
Mereka ini, kata dia, mencari tempat kos yang padat penduduk, dan akses juga bisa tembus kemana-mana sehingga bila ada petugas datang mudah melatikan diri,” kata dia.
Pambudi mengatakan, aksi kejahaan dilakukan berupa, pencurian, perampokan, temasuk melakukan pesta seks yang sudah menggejala dengan melibatkan remaja atau anak baru gedek (ABG).
“Saya lagi dalami informasi dari masyarakat ini, temasuk mengawasi semua tempat kos, rumah sewa, termasuk penyewaan kamar,” ungkapnya.
Ditambahkan, Kepala Bagian (Kabag) Bimbingan Masyarakat (Binmas) AKP Wantoro SH didah banuak laporan jika rumah kos atau tempat sewa kamar digunakan unntuk aksi kejahatan, mulai perampokan, pencurian termasuk pesta seks.
“Kalau prostitusi yang melibatkan anak dibawah umur sudah mulai marak di Kota Pagaralam, bahkan melakukan aksinya dengan melibatkan rumah kost. Modus operandinya bekerjasama dengan pemilik kosan untuk menghinari petugas dan warga setempat,” ujarnya.
Ia mengatakan, pemilik kos berpura-pura melakukan aktifitas di depan rumah sementara kamar disewakan dengan yang ingin melakukan pesta seks.
“Sekali menggunakan kamar mereka memasang tarif sekitar Rp50.000 hingga Rp100.000, dan terus bergantian tamu yang datang,” kata Wantoro.
Wantoro menguraikam, cukup banyak faktor munculnya gejala ini termasuk ekonomi dan hilangnya moralitas agama bagi anak-anak muda sekarang ini.
“Kita sudah banyak mendapat laporan baik SMS tentang aktivitas prostitusi yang mulai mengejala di kalangan anak muda di Pagaralam, dan sudan melakukan penyelidikan untuk mengungkapnya termasuk menangkap pelakunya,”ujar Wantoro.
Sementara itu Ketua MUI Kota Pagaralam, Masrur Aminullah mengatakan, memang harus melibakan semua komponen masyarakat untuk mengatasi kejahatan seks yang melibatkan remaja atau anak sekolah, karena banyak faktor penyebabnya.
Contohnya, kata dia, faktor kurangnya pengetahuan agama, pembinaan moralitas, termasuk pengatuh informasi tehnologi termasuk tontonan.
“Kondisi ini terjadi akibat moraslitas agama sudah berkurang dikalangan remaja, bahkan jarang sekali ditemukan kegiatan aktifitas keagamaan yang melibatka anak muda,” kata dia.
Persoalan ini, kata dia, perlu perhatian semua elemen masyarakat baik orang tua, guru, tokoh agama, masyarakat termasuk pemerintah, tentunya dalam meningkatkan pembinaan akhlaq dan moralitas agama bagi siswa dan pelajar khususnya anak-anak usia dini. (Dian)