PAGARALAM, Ampera Sumsel – Malaria, salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, Indonesia termasuk di Provinsi Sumatera Selatan. Pemerintah memandang malaria masih sebagai ancaman terhadap status kesehatan masyarakat, terutama pada rakyat miskin yang hidup di daerah terpencil.
Hal ini tercermin dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor : 5 tahun 2010,tentang rencana pembangunan jangka menengah Nasional tahun 2010-2014 malaria termasuk penyakit prioritas yang perlu ditanggulangi. Untuk dapat melaksanakan dan menilai kinerja pelaksanaan kegiatan pada New Funding Model (NFM) semester 2
Pada acara tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Bidang P2P khususnya Program Malaria mengadakan pertemuan monitoring dan evaluasi GF (Global Fund ) Malaria Provinsi Sumatera Selatan periode NFM ( New Funding Model ) Semester I dan II Tahun 2016. Pertemuan ini dilaksanankan di Gedung Seminar Besh Hotel Kota Pagaralam , mulai dari tanggal 11 s/d 13 Oktober 2016.
Pertemuan ini dibuka langsung Walikota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriati MKes.
“Saya sangat bangga, bahwa Kota Pagralam pernah mendapatkan sertifikat daerah atau wilayah yang angka malarianya sedikit,” ungkap Ida.
Ditambahkan Ida, terpilihnya Kota Pagaralam, salah satunya adalah letak wilayah Kota Pagaralam yang berada di dataran tinggi, sehingga Kota Pagaralam bukan endemi yang cocok bagi nyamuk malaria untuk berkembang.
“Selain itu, peran masyarakat dalam menjaga kebersihan merupakan faktor yang lainnya dalam menjaga tidak berkembangnya nyamuk malaria ini,” jelasnya.
Ditambahkan Kasi Pengendalian Penyakit Menular Provinsi Sumatera Selatan,Muyono menjelaskan, prtemuan ini bertujuan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada semester I dan II tahun 2016, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi baik dari segi program keuangan dan logistik, juga mengevaluasi implementasi e-sismal di Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Selatan. Peserta pertemuan ini dihadiri oleh Kabid/Kasi dan pemegang program malaria dari Dinas Provinsi dan 17 Kabupaten/Kota wilayah GF (Global Fund ) Malaria.
“Kita memang sengaja memilih Kota Pagaralam, karena Kota Pagaralam pada tahun 2013 lalu pernah mendapatkan sertifikat kota yang bebas dari penyakit malaria, sehingga kita mengadakan agar Pemerintah Kota Pagaralam tidak lupa, dan terlena,” pungkasnya. (Dian