PALEMBANG – Lantaran menerima telpon gelap, dan berkata ” Rumah Sakit kamu akan saya Bom”. Membuat M. Catur Yuliantoro (19) selaku petugas Operator RS Myria panik, Senin (11/7) sekitar pukul 10.30 Wib. Akibatnya, petugas medis, keamanan dan operator pun langsung menghubungi Mapolsekta Sukarami. Pantauan di lapangan, saat jajaran Polresta Palembang, Polisi Militer dan Tim Gegana Anti Teror Bom, Brimobda Palembang langsung mendatangi RS Myria.
Semua anggota langsung menyisir RS Myria, dari lantai satu hingga lantai empat. Sekitar dua jam setengah Tim Gegana melakukan penyisiran, namun hasilnya nihil. Saat petugas dan tim Gegana Brimobda melakukan penyisiran, aktifitas rumah sakit melayani pasien yang rawat jalan dan rawat inap tetap kondusif. Staf rumah sakit mampu memenangkan pasien yang bertanya kenapa banyak Polisi. Keadaan rumah sakit aman, dan tanpa ada keributan atau ketakutan dari pasien dan pihak rumah sakit. Meski begitu, rasa penasaran anggota keluarga pasien dan pasien pun nampak terlihat. Dengan bertanya – tanya apa yang sedang terjadi, kenapa banyak Polisi dan sebagianya. Untuk anggota keluarga pasien yang berada dilantai 2 – 4 mereka sesekali mengintip dari jendela kenapa begitu ramai Polisi yang datang. Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 10.30 Wib.
Petugas operator RS Myria, M Catur Yuliantoro (19) menerima telpon. Yang mana telpon pertama suaranya tidak jelas, kemudian telpon yang kedua suaranya jelas dan berkata ” Rumah sakit kamu akan saya Bom”. Mendengar perkataan tersebut, sang operator pun langsung menghubungi pihak security dan security pun langsung menghubungi Polsekta Sukarami dan Polresta Palembang. Seperti yang dikatakan salah satu security RS Myria, Yohannes L Pokay mengakatan, pagi itu sekitar pukul 10.30 wib, operator RS Myria mendapat telpon sebanyak dua kali. Yang mana telpon pertama tidak jelas, yang kedua jelas dan berkata Rumah Sakit Kamu bakan Kami Bom. ” Operator langsung menghubungi saya, saat itu saya ada di tangga Lift. Kemudian saya telpon Polisi,” katanya.
Menurut Yohannes, selama lima tahun dia bekerja tidak ada hal semacam ini. ” Tadi sempat takut juga tapi tidak boleh panik kasian pasien kalau tahu ada teror bom,” ujarnya.
Kapolresta Palembang, Kombes Pol Tommy Aria Dwianto mengatakan tim Gegana Brimobda Palembang telah melakukan penyisiran selama 2,5 jam. Dan dari hasil penyisiran tidak ditemukan benda yang mencurigakan yang diduga bom. ” Kami bakal melacak penelpon misterius tersebut dan akan melakukan penyilidikan serta pelaku akan kami kejar,” katanya.
Tommy menghimbau kepada para pelaku usaha, dan badan usaha untuk memulai menggunakan sistem Call Id. Untuk pengamanan akan terus dilakukan patroli dan penambahan personil untuk melakukan penjagaan. ” Jika ada telpon teror bom atau yang mengancam, segera menghubungi pihak Kepolisian dan jangan langsung panik,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Humas dan Hukum, RS Myria Palembang, dr Oktavianus Tambun mengatakan pihaknya sudah berkordinasi dengan pihak kepolisian. ” Semua sudah disisir oleh tim gegana dan untungnya tidak ada. Dari lantai 1 sampai lantai semua disisir tapi bom yang dimaksud tidak ada,” katanya.
Dikatakan Oktavianus, saat mendengar ada teror bom, pihak rumah sakit tetap tenang dan tetap menjaga keamanan pasien. “Saat pasdien bertanya kami menjawab bahwa sedang ada pemeriksaan keamanan. Jadi pasien tidak terlalu khawatir atau takut,” katanya.
Saat ditanya, pernahkan ada teror serupa. Oktavianus menjawab bahwa pada tahun 2012 pernah aada teror semacam ini dan semuanya juga bisa terkendali. ” Semuanya sudah kami serahkan ke Polisi, dan untuk pengamanan kami sendiri juga lebih diperketat lagi,” ujarnya. (Jonheri)