LAHAT, Amperasumsel- Banyaknya batu Megalith yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Lahat harus dapat menjadi aset wisata alam bagi masyarakat. Apalagi batu yang merupakan peninggalan pra sejarah itu, sudah dikenal hingga ke luar negeri. Untuk lebih mengenalkan batu megalith kepada anak muda sejak dini, Pemkab Lahat bekerjasama dengan Balai Arkeologi Sumatera Selatan menggelar pameran batu megalith di GOR Bukit Tunjuk Lahat. Pameran dengan tema “Tradisi Selaras Alam” itu berlangsung dari tanggal 13 – 19 Juni 2016.
Bupati Lahat, Saifudin Aswari Riva’i saat membuka pameran Megalith Pasemah Tradisi Selaras Alam itu mengemukakan, begitu banyak dan berharganya potensi – potensi megalith yang dimiliki Lahat, dan bahkan sebelumnya juga sudah pernah meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Keberadaan megalith itu haruslah terus digali dan dipromosikan sehingga dapat menjadi salah satu faktor pendukung supaya masyarakat dari luar daerah tertarik untuk berwisata ke Kabupaten Lahat.
Aswari mengemukakan, Dinas Pendidikan harus berperan penting mengenalkan megalith kepada pelajar dan bila perlu diagendakan seminggu atau sebulan sekali untuk datang mengunjungi megalith tersebut.
Disamping itu, kata Aswari, masyarakat khususnya yang berada di sekitar megalith harus juga berperan untuk menjaga dan merawatnya, karena pemerintah tidak mungkin dapat mengawasi satu persatu dan setiap saat tanpa adanya dukungan dari masyarakat.
Aswari mengemukakan, pameran seperti ini sangat penting dilakukan supaya masyarakat tidak melupakan megalith di tengah kemajuan zaman. Apalagi jumlah megalith mencapai 1001 buah yang berada di tempat terpisah menyebar di Lahat, tentu merupakan suatu anugerah yang besar bagi Kabupaten Lahat.
Sementara itu, Kepala Arkeologi Provinsi Sumsel, Budi Wiyana menuturkan, pihaknya sangat mengapresiasi Pemkab Lahat dalam menjaga dan melestarikan batu megalith, dan saat ini benda peninggalan pra sejarah yang ada di Kabupaten Lahat sudah terkenal hingga luar negeri. Dan, pameran ini dilakukan dengan harapan supaya cita – cita menjadikan megalith sebagai salah satu aset wisata bisa terwujud (DICKA)