PALEMBANG – Kasus pembantaian satu keluarga yang mayatnya ditemukan di akses jalan perkebunan sawit perbatasan Desa Sribulan Kabupaten OKU Timur menjadi perhatian serius pihak Polda Sumsel.
Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol DTM Silitonga mengatakan, pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kediaman korban. Dari tahap awal penyelidikan, aparat Ditreskrimum Polda Sumsel yang membackup Polres Lahat mulai menemui titik terang.
“Kita temukan sejumlah barang bukti yang kemungkinan digunakan pelaku untuk membunuh korban. Namun untuk barang buktinya apa saja yang ditemukan, kita belum bisa menyebutkan. Yang jelas pelaku menghabisi nyawa korban dengan menggunakan senjata tajam,” ungkapnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pengolahan di tempat kejadian guna mencari tahu cara pelaku masuk ke dalam rumah korban termasuk memeriksa kerusakan pada pintu dan jendela rumah korban yang diduga menjadi akses utama para pelaku masuk.
“Kita juga masih mendalami motif para pelaku nekat membunuh korban. Dugaan kita bisa jadi perampokan karena ada sesuatu yang dicari dan diambil pelaku di rumah korban. Hal itu dilihat dari kondisi rumah korban yang acak-acakan,” terangnya.
Tapi sampai sejauh ini, pihaknya belum menyimpulkan jenis barang-barang berharga apa saja yang diambil oleh pelaku. Sebab, tidak ada yang mengetahui secara pasti apa saja yang dimiliki korban di rumahnya.
“Belum diketahui barang apa saja yang hilang. Kita masih akan meminta keterangan keluarga korban. Saat ini keluarga korban tidak ada di tempat. Sementara warga sekitar tidak ada yang tahu tentang kehidupan korban,” jelasnya.Selain itu, pihaknya juga telah memulai dan menggeledah kediaman salah seorang warga setempat yang terduga pelaku dalam kasus yang terjadi tersebut. Pemeriksaan dan penggeledahan dilakukan didasari lantaran barang bukti yang ditemukan polisi dan diduga kuat milik tetangga yang rumahnya persis berseberangan dengan kediaman korban.
“Namun saat dilakukan pemeriksaan, warga tersebut tidak ada di tempat. Rumah tersebut dalam keadaan sepi,” tuturnya.
Terpisah, Kabid Dokkes Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel Palembang, Kombes Pol Susilo Pradoto menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan autopsi terhadap mayat korban.
“Dua mayat laki-laki dan permpuan tersebut sudah kita autopsi. Sementara untuk mayat anak kecil yang juga ditemukan di lokasi penemuan masih dilakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Dari hasil outopsi sementara penyebab kematian dua mayat laki-laki dan permpuan, dikatakan Susilo, diakibatkan karena ada trauma benda tumpul di kepala yang menyebabkan pendarahan di otak keduanya.
“Pada tubuh kedua korban juga ditemukan sayatan dan tusukan benda tajam dari belakang sebelah kiri sebesar 4cm hingga tembus mengenai paru-paru. Bahkan, dua tulang rusuknya patah. Bahkan, di leher wanita itu juga nyaris terpotong dan juga ditemukan luka akibat diseret,” terangnya.
Saat disinggung mengenai informasi jika mayat korban perempuan dalam keadaan hamil, Susilo menegaskan, hal itu tidak benar
“Dari hasil autopsi wanita tersebut tidak hamil,” ungkapnya.
Soesilo juga menduga, terjadinya pembantaian terhadap satu keluarga tersebut berlangsung pada Minggu (12/6/2016) malam lalu.
“Dugaannya seperti itu. Sebab, saat ditemukan darah korban sudah mengering dan berwarna hitam. Tubuh jasad ketiganya juga sudah mengalami pembusukan,” tuturnya seraya mengatakan hingga kini tim dokter RS Bhyangkara Polda Sumsel masih melakukan autopsi terhadap mayat anak kecil yang diperkirakan selesai malam ini. (akun Rakyat)