PAGARALAM, Ampera Sumsel – Anjloknya, harga jual hasil panen tomat beberapa bulan terakhir ini, yang hanya menyentuh di harga Rp500 per kilogram, menjadikan petani tomat di wilayah Pagaralam meradang. Jumat (27/01)
Pasalnya, dengan jatuhnya harga jual tomat tersebut, modal yang dikeluarkan petani untuk menggarap lahan, pemeliharaan hingga panen, sangat jauh dari yang diharapkan dan malah cendrung merugi.
Misnan, seorang petani tomat mengaku, harga jual tomat di pasar tradisional Kota Pagaralam, dalam beberapa pekan terakhir, sangat jauh menurun dan anjlok.
“Sebelumnya, kita menjual tomat di harga Rp6.500 per kilogram, akan tetapi saat ini hanya dihargai Rp500 per kilogramnya,” keluh Misnan.
Dengan harga jual demikian, kata Misnan, dirinya harus merasa cukup terpukul, meski begitu buah tomat masih tetap di panen.
“Modal saja tidak kembali, mungkin karena panen kali ini belum rezeki, jadi saat menjual harga tomat jatuh di pasaran,” bebernya.
Selain modal yang dikeluarkan tidak kembali, sambung Misnan, tidak sedikit pula dari petani tomat meradang, karena antara harga dan jeri payah perawatan, sangat jauh dari apa yang diharapkan.
“Kalau sekarang bisa di bilang, petani tomat tengah meradang, dengan harga jual yang anjlok tersebut, harga jual tomat ini hampir merata di setiap agen di Kota Pagaralam, kita pun menduga kalau anjloknya harga jual tomat, karena musim panen yang melimpah,” sebut Misnan.
Banjirnya komoditi sayuran di pasar Pagaralam tak jarang membuat harga jual buah dan sayuran turundrastis. Seperti halnya harga jual tomat, kini hanya mampu menyentuh harga Rp500 per kilogram. Sangat berbanding jauh terbalik dalam sebulan belakang, dengan harga Rp6.500 ribu per kilogram.
“Saat ini harga tomat mengalami penurunan harga disebabkan dari banjirnya sayur di pasaran. Terlebih rata-rata petani di Pagaralam kebanyakan menanam tomat,” jelas Idi (44), petani tomat Pagaralam lainnya, kemarin.
Dikatakan Idi, sekarang ini harga jual tomat hanya dihargai Rp500 per kilogram dari harga semula Rp6.500 ribu per kilogram.
“Kalau harga lagi jatuh petani tomat pun menjadi galau, karena tidak bisa berbuat banyak. Jadi mau tidak mau tomat yang sudah besardan memasuki masa panen harus kita panen, daripada busuk tak berharga.Kita hanya berharap haga jualnya dapat kembali normal dan naik lagi,” ingin Idi. (Dian)