Laporan : Ujang
LAHAT, GemaSriwijaya.net – Tak ada kaitannya dengan politik ataupun sintimen terhadap Pemerintah Kabupaten Lahat, namun kebijakan sistem yang dibangun oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lahat yang dinilai tidak manusiawi lagi.
Kalimat itu terlontar dari ucapan Mahendra Reza Wijaya, SH saat dirinya mendapat kabar bahwa ada seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki digendong ibunya warga Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur hendak berobat ke RSUD Lahat.
Namun, karena orang tuanya tidak ditanggung BPJS dan tidak ada uang untuk berobat, anak tersebut selalu ditolak oleh pihak rumah sakit dengan alasan yang dianggap Mahendra bertentangan dengan aturan.
“Rumah sakit itu, dilayani dulu, diantar pasiennya. Jangan asal tunjuk-tunjuk saja. Setiap warga Negara Indonesia itu punya hak kesehatan yang sama, kalian tahu nggak. Jadi harus dilayani. Mau orang kaya, orang susah. Jangan yang pejabat kamu layani, orang susah tak dilayani. Bukan kemauannya mereka ini seperti ini. Selama ini berobat tidak dilayani oleh kalian, apa perasaan. Orang sakit seperti ini, bukan maunya, tahu nggak.?”, tegasnya, Selasa (19/12/23).
Kepada Pj. Bupati Lahat, Mahendra meminta agar dibantu pasien yang susah seperti warga Desa Gunung Kembang ini. Mereka ini, kata Hendra, sudah berobat sejak tiga tahun lalu dengan alasan tidak ditanggung BPJS.
“Tolong Pak Pj Bupati Lahat, evaluasi petugas di rumah sakit ini. Dan bantu bagaimana agar anak ini bisa dilayani dengan baik, kasihan mereka ini orang susah. Terima kasih. Salam dari kami masyarakat Lahat”, pesan Mahendra seperti yang disampaikan via video singkat.
Ternyata, hal apa yang membuat Caleg DPRD Lahat Dapil 7 Kikim Area tersebut jadi emosi, sepadan dengan apa yang dikeluhkan oleh Titin Suhartini selaku ibu kandung dari pasien.
“Sejak tiga tahun lalu. Pokonya apa yang dikatakan pihak rumah sakit ini sudah saya turuti semua. Dari pihak rumah sakit nyuruh ke dokter anak, kami ke dokter anak. Dari dokter anak, ngomongnya ke dokter saraf. Nah dari dokter saraf menolak juga, karena BPJS kami kelas Tiga, dan tidak ditanggung, bayarannya mahal. Terus saya bilang pada dokternya, kami ini tidak mampu bayar BPJS. Kalau kami mampu, berapaun akan kami bayar”, aku Titin.
Sementara dr. Erlinda selaku Direktur RSUD Lahat menampik tentang isyu pihaknya menolak pasien yang ingin berobat.
“Itu hanya kesalahfahaman saja. Kabidnya sudah saya hubungi supaya pasien itu dilayani”, jawab Erlinda via telepon.
Editor : Riadi