Home / KABAR NASIONAL / Covid Mereda, 62 Persen Potensi Penyebab Kematian Terdeteksi pada PTM

Covid Mereda, 62 Persen Potensi Penyebab Kematian Terdeteksi pada PTM

 

Laporan : Ishak N

LAHAT, Gemasriwijaya.Net Setelah meredanya penyebaran jenis Penyakit Menular (PM) seperti Covid-19 dan lain-lain di Kabupaten Lahat, khususnya. Kini masyarakat harus lebih berhati-hati lagi pada pegaruh dan dampak jenis Penyakit yang Tidak Menular (PTM).

Himbauan tersebut seperti yang paparkan Taufik Maryansah, SKM, MM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat, saat diwawancara awak media ini usai membuka secara resmi kegiatan koordinasi advokasi 4 dan pendampingan dalam rangka penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Tahun 2022 di lantai III Calista Hotel, Jumat (1/7/22).

Dikatakan Taufik, pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pada tahun 1948, Badan Kesehatan DuniaWHO menyepakati bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.

“Nah, saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat PTM seperti stroke, jantung, diabetes, dan lain-lain. Kita semua mengetahui, bahwa masalah kesehatan sendiri telah mengalami pergeseran. Di masa lalu, persoalan penyakit menular merupakan masalah yang paling utama. Tetapi pada saat ini, masalah kesehatan terbesar justru pada penyakit tidak menular (PTM)”, jelas Taufik pada awak media, sambil menikmati kopi.

Data menunjukkan, sambung dia, bahwa pada tahun 1990 hingga 2019 angka kematian di dunia meningkat dari 37 persen menjadi 57 persen. Sementara PM sekarang mengalami penurunan angkat sebagai penyebab kematian, dari 56 turun ke 38 persen. Mengacu pada hal tersebut, maka Pembangunan kesehatan pada akhirnya harus disesuaikan dengan perubahan pola epidemiologis itu.

Meningkatnya kejadian PTM, urainya, akan berdampak pada meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah. Selain itu juga menurunnya produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing negara dan pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri.

“Karena itu, perubahan pemahaman konsep sehat dan sakit serta makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggugurkan paradigma kesehatan lama, yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dan digantikan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat yang bersifat proaktif. Mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan”, papar dia.

Dalam program Indonesia Sehat, yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang dengan perilaku masyarakat yang proaktif serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan strategi pembangunan kesehatan, sasaran serta kebijaksanaan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, berkelanjutan, menyeluruh, merata dan terintegrasi.

Seperti yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 11 tahun 2017, tentang pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), baik di tingkat nasional maupun daerah. Dan di tingkat Kabupaten sudah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2018, tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

“Kita ingat lagi tujuan dari Germas adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat dalam upaya di bawah payung aksi promotif dan preventif serta menurunkan faktor risiko utama penyakit menular dan tidak menular, terutama melalui peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, serta peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik”, imbuh Taufik.

Sesungguhnya, lanjut dia, sehat itu dimulai dari diri sendiri, barulah kita terapkan dengan memberikan gambaran serta ajakan kepada keluarga dan masyarakat.

“Jika kita sehat, keluarga sehat, desa sehat, kecamatan sehat, dan seluruh warga masyarakat Kabupaten Lahat juga sehat dan produktif. Sehingga siap mensukseskan Lahat yang Bersih, Cepat, Harmonis dan Nyaman (Bercahaya)”, tutup Taufik, menyudahi wawancara.

 

Editor : Ivi Hamzah

Check Also

Matahati Sebut Kelompok Rentan dan Jurnalis dalam Pidato Penutup Debat, Pengamat: Pemimpin yang Paling Merangkul!

Author: SMSI   PALEMANG, GmS – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan nomor …