Laporan : Tim SMSI Lahat
LAHAT, Gemasriwijaya.com – Pengalaman tidak mengenakkan dialami seorang Ibu Rumah Tangga, CP (33) yang tinggal di Kelurahan Gunung Gajah saat menggunakan layanan JNT Express Cabang Lahat. Selain mendapat pesan WA tidak mengenakkan oleh oknum kurir di JNT Cabang Lahat, ketika mengonfirmasi terkait 2 pesanannya yang diretur, justru mendapat jawaban tidak memuaskan bahkan terkesan ‘songong’ dari Pimpinan Cabang JNT Lahat. Tidak kuat bersitegang, CP sampai meneteskan air matanya di hadapan Pimcab JNT Lahat. Selasa (21/12/2021).
CP mengatakan, pada bulan Desember 2021 ini ada beberapa kali pemesanan barangnya atau paketnya dikirim melalaui JNT, secara COD. Awalnya, semua pesanannya mendapat pelayanan sesuai prosedur dan sebagai konsumen dirinya bertanggung jawab di situasi dan kondisi apapun.
“Namun, terkadang kita sedang tidak berada di rumah atau sedang bekerja, jadi biasanya saya minta tolong kurir bawa dulu ke JNT biar saya ambil sendiri kesana. Karena katanya, tidak bisa kalau diantar ke kantor, sedangkan alamatnya menggunakan alamat rumah. Sementara saya sendiri di aplikasi tidak bisa mengubah jadi alamat kantor. Terkait hal itu saya sudah bilang dengan kurir, tapi kurir pun tidak tahu bagaimana caranya mengubah ke alamat kantor jadi terpaksa saya tetap menggunakan alamat rumah,” ujar CP.
Pengiriman pertama dari pesanan CP tiba pada tanggal 9 Desember 2021. Karena CP sedang berada di kantor dan kurir tidak bisa antar jadi CP bersepakat untuk ambil langsung di kantor JNT pada sore harinya. Kurir pun menyetujui ambil di kantor JNT, tapi pada sore pukul 17.00 WIB, karena kurir keliling dahulu antar barang.
“Karena hujan deras, sorenya sampai malam saya kirimkan foto agar kiranya bisa ada kebijaksanaan untuk diambil keesokan harinya. Dan alhamdulillah bisa diambil di JNT pada tanggal 10 Desember 2021, kemudian ditanggal 13 Desember 2021 ada barang nyampai lagi dan saya kembali ambil di JNT namun pas di JNT barang belum kecarian tapi sudah saya bayar dan dia akan antar ke rumah, karena katanya dititipkan saja dengan tetangga saya. Begitu juga untuk yang tiba pada tanggal 15 Desemeber 2021 saya juga sudah WA kurir untuk ambil uangnya dengan tetangga saya kalau kalau saya tidak di rumah,” urai CP.
Hingga tibalah, di tanggal 16 Desember 2021, karena sudah ada agenda pekerjaan, CP berangkat ke Palembang.
“Saya kira barang selanjutnya akan lama nyampe, karena keterangan di tempat belanja barang masih dikemas. Tetapi ternyata, di tanggal 16 Desember 2021 barang sudah sampai di Lahat. Namun, karena saya sudah tahu saya akan ke Palembang, jadi saya sudah titipkan uang dengan ibu saya yang ada di rumah, di Perumnas Selawe. Ketika kurir datang ke rumah di Perumnas Selawe, kemungkinan ibu saya tidak mendengar panggilan, karena maklum namanya juga orangtua. Saya sudah WA kurirnya dan bilang saya sedang di perjalanan menuju Palembang. Namun, respon tidak mengenakkan ditunjukkan kurir lewat balasan chatt WA-nya. Padahal selama ini saya bertanggungjawab, tidak pernah saya batalkan setiap pengiriman, dan sudah ada kesepakatan kalau saya tidak ada, saya tahu kepada siapa saya minta bantuan untuk ambil ke JNT, namun hari itu kurir yang sama bilang, “Aku pusing ngantar paket kamu kalo cak ini terus, aku banyak anteran dak katek waktu nak nunggu COD sikok”. Saya membalas bahwasanya saya sedang di perjalanan ke Palembang dan uang sudah saya titipkan, saya bilang inilah pekerjaan, kan kemarin sudah sepakat kalau tidak ada yang bukain biar saya atau orang lain ambil ke JNT, dan saya bilang kita sebagai pelayan masyarakat haruslah ikhlas dalam bekerja. Namun, entah mengapa si kurir malah membalas “Harusnya saling fikirkan PRIUK nasi”,” ungkap CP mengisahkan kronologinya.
CP mengatakan, sangat memahami sekali pekerjaan atau tugas sebagai seorang kurir. Dari itu makanya dirinya selalu bertanggung jawab, tidak pernah membatalkan paket, malah di kondisi atau situasi tidak memungkinkan untuk diantar, dari awal ia sudah bilang ke kurir akan ambil langsung ke kantor JNT.
“Pada kiriman tanggal 16 Desember, mungkin pada saat kurir ke sana ibu saya tidak mendengar, padahal uangnya sudah saya titipkan tanda saya ingin terus berupaya bertanggung jawab. Keesokan harinya saya suruh adik saya ambil ke JNT agar kurirnya tidak capek antar, karena kasihan juga,” terang CP.
Puncaknya, barang terakhir hari ini yang akan CP ambil, sebelumnya sudah di WA, tetapi karena sudah kesorean CP belum bisa mengambil ke kantor JNT.
“Pagi pukul 07.46 WIB, kurir WA ke saya dan bilang barang sudah nyampai. Saya bilang akan ke JNT, suami saya kerja dulu karena motor ia pakai. Ada 3 barang nyampai, namun ternyata 2 barang tidak bisa lagi diambil cuma satu barang. Jadi saat saya telpon kurirnya, katanya “nanti pesan lagi be mbak sudah direture yang 2 barang”. Suami saya cek ke bagian informasi kapan direture katanya jam 7 pagi, namun kurir mengabarkan atau konfirmasi ketiga barang sudah sampai jam 07.46 WIB jadi saya masih berkeyakinan semua barang bisa diambil. Bukan karena tidak mampu bayar, saya aneh saja, semakin ke sini pelayanannya malah seperti ini,” ujar CP.
Saat dikonfirmasi pewarta, Pimpinan Cabang JNT Lahat, Sandi, terkesan berkilah dengan mengatakan bahwa terkait isi WA kurirnya yang dipermasalahkan hanya kesalahpahaman saja. Hal itu terjadi lantaran banyaknya pesanan yang lainnya. Anehnya lagi Sandi malah menawarkan ke CP untuk mengambil lagi saja barang yang sudah diretur, kalau mau. Itu artinya, barang tersebut belum diretur permanen. Selain itu, Sandi menjelaskan bahwa batasan barang COD hanya sampai 2 hari saja, padahal, sebelumnya ada barang yang sudah 4 hari di sana masih bisa diambil.
Hebatnya lagi, Sandi terkesan ingin mengintimidasi pewarta dengan mengatakan, “Berarti kalo nak diberitake atau diviralke nak panjang urusanni. Kami jugo biso nuntut kalo cak itu,”.
Editor : Prima Ramadhan