Laporan : Coy
GEMAS – LAHAT
Hari ini, Kamis (30/7/2020) Direktur Utama PT. Ampera Lahat Putra sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Media lahathotline.com, Ishak Nasroni alias Ujang bertandang ke Sekretariat Serikat Media Siber (SMSI) Kabupaten Lahat di depan SMA Muhamadiyah, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.
Tiba di Sekretariat SMSI Lahat, kunjungan yang dibarengi dengan Ngopi Bareng (Ngobar) ini, Ujang disambut baik dan hangat oleh Ketua SMSI Kabupaten Lahat, Dafri Yohari, FR didampingi Tirta selaku salah satu squad SMSI Lahat.
Sembari menikmati secangkir kopi, Ujang sampat berbagi pengalamannya dalam berorganisasi dan juga kiat-kiat memimpin sebuah Perusahaan Pers. Terutama tentang karirnya di dunia Jurnalis dan juga eksistensinya dalam mengelola sebuah media online yang digelutinya selama kurang lebih 5 tahun belakangan ini.
“Untuk menjadi seorang Pemimpin di sebuah Perusahaan Pers itu, minimal kita sendiri harus mengetahui dan wajib tahu tentang dunia Pers. Apalagi kalau medianya online, termasuk juga mulai dari bagaimana cara mengelola word press, thema yang baik untuk tampilan di laman website, tentang managemen pemberitaan serta keuangan dan juga bagaimana menjadikan sebuah Perusahaan Pers yang sehat dan berkesinambungan”, urai pria yang pernah tujuh tahun menahkodai Harian Sumsel Pos di Kabupaten Lahat membagi pengalamannya.
Yang terpenting, kata dia, seorang Pemimpin Perusahaan Pers itu harus memahami karakter wartawannya masing-masing, agar semua lini crew Perusahaan bisa nyaman bekerja. Selain itu, harus banyak pengetahuan mengenai tatacara penulisan berita yang baik dan benar. Termasuk juga memahami, seperti apa payung hukum dan dampaknya sebuah berita ketika menjadi konsumsi publik.
“Kalau ada hubungan emosional yang baik antara kita selaku Pemimpin dengan para Wartawan, maka dengan sendirinya aktivitas perusahaan akan terus berjalan. Lalu berita yang dikirim oleh Wartawan belum tentu memenuhi unsur pemberitaan yang baik dan benar, maka itu tugas kita untuk meminta rekadtur atau editor mengedit berita itu menjadi layak tayang dan diterima oleh masyarakat pembaca. Kalau kita tidak atau belum memahami etika penulisan, maka berita yang muncul akan jadi kabar yang amburadul”, beber Ujang.
Mengenai bagaimana cerita karirnya dari mulai mengeluti dunia Jurnalis hingga ke jenjang Wartawan Utama, Ujang menjelaskan, bahwa di awal karirnya ia sangat minim pengetahuan dan pengalaman, bahkan ia belum pernah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Akan tetapi, setelah ia banyak bertanya, berguru dan mengikuti jejak para senior dirinya banyak menyerap ilmu di bidang ini.
“Maaf sebelumnya, bukan saya menyombongkan diri. Seperti yang teman-teman ketahui, saya sudah 3 kali ikut UKW dan berhasil mengantongi Sertifikat jenjang Wartawan Utama. Itu semua saya raih berkat banyak belajar, bertanya dan berguru pada Ketua SMSI Sumsel sekarang, Jon Heri dan mantan Ketua PWI Sumsel era 2014-2019, Bung Octaf Riady. Hingga sekarang, saya tetap menganggap kedua tokoh tersebut sebagai guru saya. Bak pepatah, Kacang Jangan Sekali-sekali Lupa Kulitnya. Jika kita melupakan guru, maka ilmu yang kita serap itu Allah hua’lam, bisa-bisa akan luntur kembali”, kenang Ujang.
Ujang berharap, supaya SMSI Kabupaten Lahat ini menjadi sebuah organisasi Perusahaan Pers yang solid, maju dan berkembang pesat di Bumi Seganti-Setungguan ini. Karena menurut dia, untuk saat ini keberadaan SMSI di Kabupaten Lahat masih banyak yang harus dibenahi dan ditata dengan baik.
“Kebetulan untuk di Lahat ini, SMSI kan baru terbentuk hampir sebulan lalu, jadi masih banyak kekurangan. Nah untuk mencukupi semua kekurangan itu, Pengurus SMSI Kabupaten Lahat harus lebih giat dan lebih semangat lagi dalam menghidupkan serta mengelola organisasi. Jika teman-teman SMSI Lahat ini serius mengurusnya, saya yakin SMSI Lahat akan bisa menjadi besar dan maju”, saran lelaki yang juga menjabat Divisi Pengembangan Daerah SMSI Sumsel ini, “membakar” semangat Dafri dan Tirta.
Menyinggung tentang aral yang merintangi karirnya, Ujang pun selalu menyikapi semua tanda-tanda niat orang yang mau menghalangi langkahnya itu dengan tenang dan ikhlas.
“Santai saja. Bukan tidak mungkin ada orang-orang yang bersifat iri dan tidak senang melihat orang lain maju dan selalu menghalangi langkah kita, tapi itu semua akan tersingkir dengan sendirinya. Biarkan mereka yang sibuk dengan mengurusi langkah kita, dan kita terus maju menggontaikan langkah. Toh, karena mereka sibuk ngurusin kita, akhirnya mereka sendirilah yang akan tertinggal jauh langkahnya oleh kita. Simple, kan..?”, beber Ujang dengan santai.
Sementara Dafri sendiri, setelah mendengar alur cerita yang diutarakan oleh Ujang tersebut. Ia telihat sangat antusias untuk menggali lebih dalam tentang pengalaman diri Ujang, akan tetapi waktu belum memungkinkan, namun Dafri dan Tirta merasa obrolan seperti ini sangat bermanfaat bagi mereka.
“Kami selaku Pengurus SMSI Lahat sekaligus Pemimpin Redaksi sebuah media online, juga sangat berterima kasih atas pengalaman yang dibagi oleh Kanda Ujang. Hanya saja, untuk saat ini masih ada beberapa kendala yang mudah-mudahan segera teratasi. Dan yang pasti, ke depan kami akan berusaha supaya apa yang menjadi cita-cita kami bersama akan tercapai”, ungkap Dafri menyikapi cerita tentang Ujang dalam karirnya di dunia Jurnalis dan Organisasi.
Editor : Ivi Hamzah