Laporan : Dedi S
GEMAS – MUARAENIM
Selesai sudah acara puncak Hut PT. Bukit Asam (PTBA) yang bergerak dibidang pertambangan Batubara diwilayah Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim. Namun, dari meriahnya acara tersebut masih menyisahkan kesusahan, kebohongan dan tidak menepati janji dari pihak PTBA kemasyarakat khususnya wilayah ring satu yaitu Lawang Kidul.
Seperti yang dialami oleh Rubido (47) warga Bedeng Obak, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim dirinya beserta keluarga hanya dapat diam saja ketika pihak PTBA mengambil dan menjanjikan anaknya untuk bekerja disalah satu bidang yang ada didalam perusahaan PTBA.
“Waktu pembayaran ganti rugi ikan dan pengusuran tempat pembudidayaan ikan, anak saya di iming-imingi akan bekerja diperusahaan PTBA, tentu saja saya mau karena pekerjaan tersebut sangat diperlukan anak saya untuk membantu prekonomian keluarga saya,” ujarnya. Senin, (4/3/2019).
Dikatakan Rubido, dalam perundingan dikantor Security beberapa bulan lalu yan dihadiri oleh pihak PTBA, Manager Scurity serta beberapa media yaitu media Gemasriwijaya.com, Jejak kasus.com dan MuaraenimNews.com terjadi kesepatan bahwa akan dibayar konvensasi ganti rugi ikan sebanyak 35 juta dan anaknya yabg bernama Putri akan bekerja sebagai staf dikantor Scurity.
“Anak saya akan diterima bekerja asalkan bisa menggunakan atau mengoperasikan komputer,” katanya.
Sementara itu, Manager Scurity PTBA Dwi mengatakan, dirinya siap memperkerjakan anak Rubido sebagai stafnya dikantor Scurity asalkan bisa mengoperasikan komputer.
“Jika anak pak Rubido bisa komputer maka akan saya pekerjakan dikantor scurity secepatnya,” tuturnya beberapa bulan lalu.
Akan tetapi, baru satu bulan bekera sebagai staf dikantor Scurity PTBA anak Rubido sudah diberhentikan dengan asalasan yang tidak masuk akal.
“Saya diberhentikan karena masalah postur tubuh pak, padahal janji pak dwi waktu itu bukan tentang postur tubuh melainkan tentang bisa tida saya mengoperasikan komputer,” keluhnya.
Sementara itu, Alan selaku perwakilan LSM Aliansi mengatakan, mengapa Manager Scurity bisa tidak menepati janji, hal ini tentunya akan menimbulkan citra buruk bagi perusahaan PTBA yang dibanggakan oleh masyarakat.
” Sudah jelas-jelas janji manager scurity pak dwi akan memperkerjakan anak pak Rubido asalkan bisa komputer, setelah dites bisa dan sebulan bekerja sudah dikelurkan, dengan alasan postur tubuh tidak memadai, itukan namanya mengada-gada, dan seakan akan tidak mau membantu masyarakat yang tidak mampu diwilayah ring satu,” cetusnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada pihak PTBA segera mungkin untuk memperkerjakan kembali anak pak Rubido tersebut, karena memang sudah sepatutnya perusahaan membantu masyarakat yang tindak mampu khususnya diwilayah Ring satu perusahaan PTBA.
“Kepada awak media, terus kawal permasalahan yang ada di PTBA, karena media itu perannya sangat penting,” imbuhnya.
Editor : Ivi Hamzah