Laporan : Dedi
Gemas-Muara Enim
Acara rekor musi pais ikan patin dalam menyongsong Tanjung Enim Kota Wisata yang dilaksanakan oleh Komunitas pesona enim yang didanai oleh pihak CSR PT. Bukit Asam Tbk, terkesan tidak baik. Lantaran ada dugaan bahan utama, yaitu ikan patin diduga mengunakan ikan patin yang sudah tidak layak dikonsumsi (Busuk,red).
“Ada ikan patin yang masih segar hanya sedikit, sisanya ikan patin yang sudah tidak layak dikonsumsi,” ujar Lili, salah satu peserta yang ikut memasak ketika diwancarai saat sedang mengolah ikan patin tersebut. Minggu,(8/4/2018).
Dikatakan Lili, ia sebagai salah satu kelompok disuruh membawa peralatan memasak ikan pais patin sendiri. Sedangkan bahan utamanya, yaitu ikan dan tempoyak dari panitia pelaksana.
“Peralatan masak bawa sendiri, sedangkan bahannya dari panitia. Tapi yang sangat kami sayangkan, kenapa ada ikan patin yang sudah busuk untuk dimasak,” ujar Lili.
Sementara itu, Edi selaku warga yang berkunjung ke lokasi acara rekor musi pais ikan patin se-Sumatera Selatan ini, mengaku perihatin terhadap hari puncak. Lantaran ikan patin yang sudah tidak layak dikonsumsi, tapi masih dimasak dan sajikan oleh untuk orang banyak.
“Saya dengar perusahaan PT. Bukit Asam mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk acara ini. Tapi malah menggunakan ikan yang sudah tidak layak dikonsumsi. Itu namanya memalukan. Gimana mau menjadi Tanjung Enim kota wisata kalau setiap acara selalu ada nilai negatifnya,” ujar Edi.
Rima Listi selaku ketua pelaksana acara Rekor muri pais ikan patin dari Komunitas Pesona Enim ketika dikonfirmasi melalui telponnya mengatakan, ikan-ikan itu bukan tak layak pakai. Menurutnya itu terjadi dengan keterbatasan 1,5 ton ikan yang dibersihkan.
“Mulai dari jam 8 malam sampai jam 5 subuh kami bersihakn ikan-ikan itu. Dan ikan sudah di pack dan di es. Kalau emang tidak layak makan gak bakal habis hingga tak tersisa diambil sama masyarakat dan kelompok memasak. Kalau memag tidak layak, tidak mungkin pais ikan habis dimakan dan diambil sama masyarakat dan kelompok memasak,” ujar Rima. Senin,(9/4/2018).
Editor : Ivi Hamzah