PALEMBANG, Ampera Sumsel-Upaya keras Sumatera Selatan menjaga kondusifitas daerah dan menjadikannya daerah zero conflict akhirnya diakui dunia, salah satunya Singapura.
Hal ini terungkap saat Gubernur Sumsel, Alex Noerdin menyampaikan paparan di hadapan peserta Konferensi Tahunan The World Bank – Asia Competitiveness Institut (ACI), Jumat (24/11/2017) di Grand Ballroom, Level 4 Grand Copthorne Waterfront Hotel, Singapura.
Dalam kesempatan itu sang moderator, yakni Professor Tan Kong Yam, yang juga Co-Director ACI LKYSPP, NUS, mengatakan dengan tegas bahwa apa yang sudah dilakukan Sumsel menjadikan daerahnya zero conflict adalah suatu hal yang luar biasa. Apalagi bila melihat di USA dan UK yang saat ini masih memiliki konflik agama, ras, budaya bahkan politik.
“Prestasi ini tentu akan lebih baik jika diketahui secara nasional maupun internasional. Karena saat ini menjaga kedamaian dan ketentraman dari konflik yang ada dalam masyarakat bukan perkara mudah,” jelasnya.
Lebih jauh dia mengatakan, hubungan Indonesia dan Singapura sangat dekat. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonominya, dimana jika di Indonesia ekonomi meningkat maka Singapura juga akan merasakan dampak positif dan begitu juga sebaliknya.
Karena itu pula, dia berpendapat bahwa akan sangat baik jika Indonesia dan Singapura terus melakukan kerjasama di bidang financial mauoun investasi dan pembangunan. Sebab menurutnya, Singapura adalah pusat financial bersama dengan pemerintah negara lain.
Sementara itu dalam paparannya Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin bukan hanya membahas soal keberhasilannya menjadikan Sumsel sebagai provinsi yang zero conflict. Tapi Alex Noerdin juga memaparkan keunggulan Sumsel baik dari posisi yang strategis karena berdekatan dengan Singapura juga soal kekayaan Sumber Daya Alam yang dimiliki. Sebut saja misalnya, batu bara, gas alam, minyak bumi, CBM dan panas bumi. Termasuk juga hasil pertanian seperti, padi, karet, kelapa sawit dan jagung.
Meski dengan dana terbatas, Alex menyebutkan, pemerintah daerah tak kehabisan akal. Mereka menggunakan sektor olahraga sebagai pemacu pertumbuhan bukan hanya untuk sektor olahraga itu sendiri tapi juga infrastruktur, investasi dari negara asing.
“Kami menarik investor asing dengan cara menjaga kondusifitas daerah, mempermudah proses dan lisensi investor yang ingin berinvestasi serta meningkatkan infrastruktur seperti transportasi energy dan supply air,” jelasnya.
Selain itu, dia juga memaparkan soal pendidikan gratis yang sudah dimulai sejak tahun 2008 serta keberhasilan penanganan mengenai Karhutla. Kemudian soal KEK TAA, JSC serta proyek strategis lainnya seperti Jembatan Musi VI dan Jalan Tol.
Sementara itu dalam sesi tanya jawab soal pendidikan gratis, Alex menjabarkan bahwa pendidikan gratis di Sumsel dapat terselenggara karena adanya kerjasama dan komitmen antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten yang ada.
“Kuncinya kerjasama dan memaksimalkan alokasi yang ada” jelasnya.
Disinggung mengenai segera berakhirnya masa jabatannya sebagai gubernur, Alex Noerdin mengatakan, dia akan tetap fokus pada persiapan Asian Games 2018. Diapun mengaku tak mau ngotot dan memilih menikmati hidupnya usai menyelesaikan jabatan selama 2 periode.
“Karena saya masih gubernur sampai 2018, saya akan fokus menyiapkan Asian Games 2018 dulu. Nah, setelah itu rasanya cukup ya, setelah 30 tahun melayani masyarakat saya akan menikmati hidup saya,” pungkas Alex Noerdin.
Sekedar diketahui dalam lawatannya kali ini, Gubernur Sumsel Alex Noerdin tak hanya hadir sebagai pembicara utama. Tapi sehari sebelumnya, gubernur juga ikut hadir membuka langsung konferensi tahunan The World Bank dan ACI.
Dalam kesempatan itu pelopor sekolah gratis tersebut bahkan menjadi satu-satunya gubernur yang ikut dalam pertemuan terbatas bersama Presiden Singapura, Halimah Yacob dan bussinessman dari Malaysia, Singapura, Taiwan, France dan Amerika.
(Laporan: Prima/Humas Pemprov)
(Editor: Ampera)