Laporan : Ivi Hamzah
LAHAT, Gemasriwijaya.Net – Pada liburan akhir tahun 2022 dan tahun baru 2023 hampir semua destinasi wisata dimanapun berada selalu dipadati wisatawan. Di Kabupaten Lahat destinasi wisata yang sangat padat dikunjungi wisatawan seperti Agrowisata Tanjung Sakti, Ayek Pacar, Taman Ayek Lematang dan Waterboom begitu juga dengan penginapan/hotel penuh dengan wisatawan dari berbagai kota di Sumatera Selatan dan luar Sumatera Selatan.
Yach memang Kabupaten Lahat mempunyai banyak destinasi wisata dan daya tarik wisata yang tersebar hampir di setiap kecamatan, baik wisata alam, budaya dan buatan.
Di awal tahun 2023 ini Bupati Lahat Cik Ujang, SH melalui Tim Bupati untuk Percepatan Pembangunan Bidang Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mario Andramartik, melakukan kunjungan ke salah satu air terjun atau cughup di Desa Singapure Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
Dalam kunjungannya tim didampingi Herlianto Sapsidi, Handoyo, Victorrogo Sekretaris Desa Singapure, Rahap Budianto Manager PT Prastya Bajra Prima dan Darhanis pemilik lahan cughup.
Lokasi cughup dekat dengan PLTM Endikat yang dibangun oleh PT Prastya Bajra Prima. Pembangkit yang memanfaatkan air sungai Endikat sebagai penggerak turbin yang menghasilkan listrik sebesar 8 MW. Di atasnya juga ada PLTM PT Green Lahat yang memproduksi listrik sebesar 10 MW. Kedua PLTM ini merupakan pembangkit listrik energi baru.
Setelah tim sampai di site PLTM Endikat, Victor dan Rahap bercerita bahwa di Desa Singapure terdapat 4 air terjun yaitu Ndelindang, Endap, Liku Semen dan Beringin. Ke-4 air terjun tersebut masih sangat alami dan belum ada fasilitas penunjang sebagai destinasi wisata.
“Akhirnya kami putuskan untuk melihat air terjun atau cughup Endap,”terang Mario.
Untuk menuju lokasi air terjun Endap dari pintu masuk site PLTM Endikat berhenti di headpond, karena untuk menuju lokasi cughup harus melewati site PLTM, maka perlu pemberitahuan dahulu sebelum berkunjung. Dari headpond lalu turun dan menyeberangi sungai Getapan dengan jembatan kayu. Kemudian sedikit naik untuk menuju pondok Darhanis. Dari pondok Darhanis menyusuri kebun kopi berikutnya sedikit turun menuju lahan yang baru saja dibuka oleh Darhanis untuk ditanami dengan pohon kopi.
Setelah berjalan sekitar 5 menit tim menyusuri sungai Getapan. Di barisan paling depan Darhanis memimpin perjalanan menuju cughup. Beruntung, Darhanis membawa parang untuk memotong ranting-ranting agar membuka akses biar perjalanan lebih menyenangkan. Diperjalanan tim harus merunduk karena beberapa pohon besar yang tumbang. Menurut Darhanis memang belum ada yang sengaja berkunjung ke Cughup Endap ini, begitu juga dengan Victor (Sekdes) Singapure. Menurut beberapa pekerja PLTM Endikat juga belum pernah berkunjung ke cughup Endap.
Setelah menempuh perjalanan kaki sekitar 15 menit tim tiba di cughup Endap yang berair jernih, mempunyai lubuk dengan kedalaman 1,5 meter, ketinggian sekitar 20 meter dengan pepohonan nan rindang disekelilingnya membuat cughup Endap begitu sejuk, asri dan hijau, di ketinggian 750 mdpl. Dikatakan Mario, Cughup Endap berada di sungai Getapan, diatasnya ada cughup Ndelindang yang berjarak sekitar 1 km. Sungai Getapan mengalir ke sungai Endikat.
“Kami langsung buru-buru untuk berfoto bersama sebelum hujan lebat datang, selesai berfoto kami langsung meninggalkan cughup Endap kembali ke pondok Darhanis. Alhamdulillah hujan hanya gerimis dan sebentar sehingga belum membasahi pakaian kami,”kisahnya.
Setibanya di pondok Darhanis tim menikmati kopi yang diproduksi dari kebun sendiri, kopi yang diolah dengan sederhana dan menggunakan peralatan tradisional seperti isaran (alat pengupas kulit kopi), ditumbuk sendiri dengan menggunakan lesung kayu, sehingga kelezatan kopinya sangat terasa.
Selesai menikmati kopi robusta nan lezat tim kembali ke kendaraan untuk kembali pulang.
Diceritakan Mario, untuk menuju cughup Endap dari Kota Lahat ke arah Kota Pagar Alam, kemudian di Simpang 3 Asam desa Air Dingin Lama dapat belok kiri ke arah Kota Agung, bila melalui jalan ini dapat ditempuh dengan jarak 56 km atau 1 jam 45 menit dan bila belok kanan ke arah Kota Pagar Alam lalu belok kiri di desa Bandar, maka dapat ditempuh dengan jarak 75 km atau 2 jam perjalanan. Dari kedua jalan saat ini dalam kondisi baik dengan lebar jalan sekitar 4 meter sehingga bila berpapasan 2 mobil maka harus berhenti salah satu mobil.
Desa Singapure mempunyai potensi 4 air terjun, rumah adat (ghumah baghi), perkebunan kopi, lada, persawahan dan 2 PLTM.
“Tentu ini merupakan potensi yang besar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat desa Singapure. Smoga kelak Singapure Lahat dapat maju berkembang menjadi Singapore yang merupakan negara maju yang berada di Asia Tenggara,”harapnya. Minggu (8-1-2023).
Editor : Riadi