Laporan : April
LAHAT, Gemasriwijaya.Net – Intensitas curah hujan yang deras mengguyur Kabupaten Lahat, terutama sekali di kawasan areal Kecamatan Kikim Selatan membuat debit aliran Sungai Lingsing naik.
Sehingga aktifitas masyarakat desa yang 80 persen mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, setiap harinya harus menyeberangi sungai menggunakan motor.
“Kalau airnya dangkal, petani menyeberang dengan motor tapi semalam hujan deras, dan membuat Sungai Lingsing menguap, sehingga harus memakai ban karet, belum lagi kedalaman dan mesti melawan arus deras untuk bisa sampai ke seberang,” kata Saiful Ibroni, Selasa (6/9/2022).
Hal ini, sambung Saiful Ibroni, sangat meyulitkan petani yang hendak ke kebun, terlebih lagi, belum ada akses jembatan penyeberangan ke seberang.
“Belum ada jembatan penyeberangan, di seberang sungai lahan perkebunan milik saya sendiri, kemudian Lamhari, Firman Fauzi, Subran Soleh,” tukasnya.
Senada, petani lain Firman Fauzi menerangkan, inilah kendala petani yang memiliki lahan diseberang sungai, kalau debit air dangkal maka menggunakan motor.
“Kalau saat ini, motor kami parkir disini, dan pakai ban karet untuk menyeberangnya, intinya semua pemilik lahan ketika beraktivitas harus menyeberangi sungai, untuk melawan arus deras,” ulasnya.
Dirinya meminta, agar sekiranya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) ataupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat, untuk dibangunkan jembatan penghubung.
“Minimal jembatan gantung lah, karena perjalanan ke kebun memakan waktu satu jam ditempuh dengan sepeda motor, kalau berjalan kaki lebih lama lagi sampai tujuan,” harap Firman Fauzi.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Banuayu, Kecamatan Kikim Selatan, Syafriadi melalui Sekretaris Desa (Sekdes), Dudi Hardianto mengemukakan, selain menjabat perangkat desa, dirinya juga berprofesi sebagai petani yang memang lahan kebun berada di seberang Sungai Lingsing.
“Kami ini semua harus lewat sungai, kalau sekarang ini debit air sedang tinggi, sehingga memutuskan menggunakan ban karet, dan hal ini sudah turun menurun dikerjakan. Tetapi kehati-hatian terus dilaksanakan supaya tidak terbawa arus yang deras,” paparnya.
Dirinya menambahkan, untuk membuat jembatan gantung anggaran yang dibutuhkan sangat besar, kalau harus lewat dana desa (DD) tidak akan cukup, sebab, masih banyak program kerja yang harus dilakukan.
“Sudah dimusyawarahkan mengingat dana terbatas makanya belum terlaksana, dan sudah diajukan kepada instansi terkait belum ada responnya, apabila ada jembatan gantung minimal maka warga tidak akan kesulitan seperti sekarang ini,” tegas Dudi Hardianto.
Editor : Ivi Hamzah