Laporan : Toni R
PAGARALAM, Gemasriwijaya.Net – Hujan deras mengguyur Kota Pagaralam. Akibatnya Sungai Air Siring Sali dan Jagalan Kelurahan Pagar Alam, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan, kembali meluap dan mengakibatkan beberapa rumah warga sekitar kebanjiran. Selasa,(06/09/2022) sore.
Pantauan dilapangan, beberapa rumah warga diseputaran Kaplingan PGRI dan Demporeokan tersebut ikut kebanjiran. Bahkan, saluran Drainase tersebut yang tidak dapat menampung tingginya debit air. Sehingga luapan air tersebut masuk kerumah warga dengan cepat disekitar saluran drinase tersebut ketinggian diperkirakan sampai 1 meter.
Dengan kejadian itu, salah satu masyarakat di wilayah Kaplingan PGRI Ismi (45) berharap agar Pemerintah Kota Pagar Alam dapat melakukan langkah-langkah kedepanya dan mengantisipasi supaya tidak terjadi lagi banjir saat hujan deras tiba.
“Kami mengharapkan sekali solusi dari pemerintah, supaya kami jangan keno banjir lagi,” pintanya.
Senada Fendi warga Demporeokan Rt 06 Rw 02 Kelurahan Pagar Alam, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam meminta agar Pemkot Pagaralam dapat mengatasi banjir tersebut. “Ini banjir sudah kesekian kali, Kasian lihat warga disini rumahnya kemasukan air, Bersihkan kotoran banjir susah Dan apabila banjir kami tidak bisa tidur,” keluhnya.
Bahkan dikatakan dia, Pemerintah Kota Pagaralam pernah berjanji beberapa waktu lalu untuk untuk mengurangi banjir tersebut dengan cara melakukan normalisasi aliran sungai di sepanjang DAS. Aliran air yang kecil akan diperbesar. Irigasi dari Mekar Alam menuju belakang PU akan dibangun irigasi permanen dengan pembagian air yang memadai.
“2021 lalu Pak Sekda pernah kesini, akan mengatasi banjir disini. Kami ingin janji Pak Sekda ditepati,” pintanya.
Untuk diketahui, Sekda Kota Pagar Alam Syamsul Bahri Burlian saat dikonfirmasi melalui whatsapp (WA) Senin (31/05/2021) lalu mengatakan, penyebab banjir di Jagalan dan belakang PU tersebut adalah akibat tidak seimbangnya antara volume air yang ada dan luasnya lahan yang dapat dialiran oleh air. “Penyempitan aliran air, yang diakibatkan banyaknya masyarakat yang membangun bangunan disepanjang DAS,” ungkapnya.
Selain itu, kedua kawasan tersebut terletak dibagian hilir yang secara alami memang tempat berkumpulnya air. Masyarakat banyak yang mengalih fungsikan yang selama ini menjadi tempat penampungan air menjadi bangunan.
“Seharusnya air mengalir dengan lancar tetapi menjadi terhambat dan menggenang yang menjadi banjir, Diperparah lagi masih banyaknya sampah sampah yang ada dialiran sungai tersebut,” ungkapnya.
Lanjut Sekda, upaya kedepan untuk mengurangi banjir tersebut dengan cara melakukan normalisasi aliran sungai di sepanjang DAS. Aliran air yang kecil akan diperbesar. Irigasi dari Mekar Alam menuju belakang PU akan dibangun irigasi permanen dengan pembagian air yang memadai.
Bila air tersebut diperlukan maka dapat dilakukan pembendungan namun bila debit air tinggi maka pintu air tersebut dibuka. Selain itu, akan dibuat pemindahan saluran air dibagian hulu. Sebelum air tiba di Jagalan dan belakang PU, bila permukaan air melebihi kapasitas akan mengalir ke saluran yang diarahkan ke Air Betung. Sehingga volume air yang akan mengalir kebahagian hilir akan berkurang.
“Namun upaya ini harus didukung oleh segenap lapisan masyarakat dengan cara tidak memperkecil saluran air. Tidak membuang sampah ke siring, adanya kepedulian masyarakat dalam menjaga kelancaran air mengalir. Ini upaya yang akan dilakukan pemerintah,” pungkasnya.
Editor : Ivi Hamzah