Laporan : Sony
LAHAT, Gemasriwijaya.Net – Menanggapi statement dari beberapa pemangku Jabatan di Kabupaten Lahat tentang adanya pembagian Daging Hewan Kurban ke segelintir awak media yang berdomisili dan mengabdi di Bumi Seganti Setunguan ini, Ketua PWI Lahat, Ishak Nasroni merasa tidak menerima pemberian Daging Kurban tersebut.
“Oh, tidak. Jangan salah faham dulu. Saya selaku Ketua PWI Lahat beserta Anggota dan rekan-rekan lainnya tidak menerima daging itu”, aku pria yang akrab disapa Ujang ini.
Tak hanya itu, Owner Ampera Group and Media Partner itu juga menyebut, bahwa dirinya telah mengembalikan pemberian paket Daging Kurban yang dijatah oleh salah satu Institusi di Kabupaten Lahat.
“Ya, memang ada paket Daging Kurban itu, tapi sudah saya minta seseorang untuk mengambilnya kembali. Sekarang sudah diambil lagi, kok. Yang jelas, saya selaku orang yang dijatah, sangat berterima kasih atas pemberian itu, walaupun saya kembalikan lagi”, tegasnya.
Disoal sebab dikambalikannya Daging Hewan Kurban itu, Ujang menjelaskan, alasannya karena dirinya merasa diperlakukan tidak adil. Sebab hanya beberapa Wartawan saja yang dijatah, sedangkan yang lain hanya melihat dan mendengar kabar tersebut dari postingan di Media Sosial (Medsos) saja.
“Maksud saya, kalau hanya saya dan beberapa rekan saja yang dijatah, lebih baik tidak usah. Karena nantinya hanya akan menimbulkan ketidak-enakkan di antara rekan-rekan Wartawan saja. Adil itu tidak harus sama rata, tapi walaupun cuma 1 ons per Wartawan, khususnya yang ada di PWI itu dapat semua. itu baru adil. Kalau cuma beberapa orang saja yang dapat, lebih baik tidak usah ada jatah-jatahan deh”, ungkapnya, Minggu (10/7/22).
Memang, disampaikan Wartawan yang telah bersertifikasi Wartawan Utama dan pernah mengikuti Trining Of Triner sebagai Penguji Wartawan ini, sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah ada yang namanya Hewan Kurban untuk Wartawan di Kabupaten Lahat ini.
“Seingat saya, dulu di era 2013-2018 Wartawan di Lahat melalui Organisasi Profesi dijatah oleh Pemkab Lahat, namun sekarang tidak ada lagi tradisi berbagi itu pada Wartawan. Lagian harus kita akui, bahwa pekerjaan Wartawan itu merupakan salah satu Tugas Mulia sebagai Pekerja Kontrol Sosial melalui pemberitaan, tanpa mengharapkan pamrih dari pihak manapun. Kita melakukan kontrol kebijakan setiap institusi, tidak lain hanya untuk kepentingan Pemangku Jabatan dan Masyarakat banyak. Jadi, wajar dan tidak harus berkecil hati, ketika Wartawan itu tidak dijatah dari segi apapun. Termasuk juga Jatah Daging Kurban ini. Ingat, kita hanya pekerja sosial, bukan pengemis”, tegasnya.
Senada, Dafri Yozhari, FR selaku Ketua Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Lahat melalui Bendaharanya, Nopiriadi, S. Pd yang juga salah seorang pemilik Media Online menyebut, bahwa apa yang disampaikan Ketua PWI Lahat tersebut memang benar adanya.
“Betul itu, kenapa kita harus kecewa dan protes hanya karena ketika kita tidak dijatah. Awak media menulis dan wawancara pada kita sebagai narasumber berita ini, tujuannya bukan untuk memprotes. Tapi justru untuk menghindari asumsi dari sesama Anggota PWI dan SMSI serta Masyarakat umum. Jangan nanti dikira kita dijatah, sementara Wartawan lainnya tidak dapat. Ini wujud klarifikasi dari statement Pemangku Jabatan yang menyebut Ada Jatah Rekan Media. Padahal puluhan Wartawan hanya menonton saja. Emang seberapa sih harga 1 kilogram daging, toh.. Bukan masalah daging kurbannya, tapi tentang harga diri Wartawan”, tambah Nopi.
Editor : Ivi Hamsyah