Author : Toni Ramadhani
PAJARBULAN, Gemasriwijaya.com – Demi memajukan dunia agrowisata, terutama di bidang buah-buahan, Camat Pajar Bulan Sarmisi berhasil membudidayakan jeruk gerga madu di belakang rumahnya di Desa Pulau Panggung Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel).
Sarmisi mengatakan, sebelumnya belum pernah ada warganya membudidayakan jeruk gerga madu.
Berangkat dari itu, dirinya ingin menjadi pilot project percontohan agar di Kecamatan Pajar Bulan terdapat perkebunan buah-buahan.
“Kebun jeruk gerga madu awalnya saya budidayakan tiga tahun lima bulan lalu, dan sekarang sudah panen, sehari dapat menghasilkan 50 kilogram buah jeruk gerga madu,” kata dia, Sabtu (27/11/2021).
Menurut Sarmisi, pertumbuhan jeruk gerga madu di Desa Pulau Panggung cukup baik, karena memiliki suhu yang dingin dengan kondisi tanah yang subur.
“Sejauh ini, pertumbuhannya normal, bahkan terbilang baik, karena dari suhu dan kesuburan tanah mendukung sekali,” tuturnya.
Sarmisi mengatakan, tujuan untuk menanam jeruk gerga madu itu adalah mengajak masyarakat, untuk mencoba berbagai macam varian perkebunan yang memang sangat berlimpah.
“Warga di Kecamatan Pajar Bulan ini, masyoritas bekerja sebagai petani, baik kopi maupun sayuran holtikultura, namun ada yang sangat bagus di kembangkan, yakni buah buahan,” ungkapnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Pajar Bulan, Lista Dewi mengungkapkan, rencana kedepan, PKK Kecamatan Pajar Bulan akan membentuk kelompok dalam pembudidayaan jeruk gerga madu.
“Rencananya akan kita buat Pokja jeruk gerga madu, dan mulai membudidayakan buah ini. Karena potensi keuntungannya besar,” ucapnya.
Penjualan saat ini memang masih sangat konvensional, karena dijual dengan cara dijajakan keliling kampung.
“Kalau penjualannya sejauh ini dijajakan di depan rumah, dan keliling kampung, kemudian kalau ada yang pesan, kita anter. Kalau pasar besar sih kita belum tahu, namun saya yakin, potensi jeruk gerga ini sangat besar,” terangnya.
Harga yang dipatok untuk satu kilogram jeruk gerga madu yakni Rp15.000, harga itu terbilang murah karena dibeli langsung dari kebunnya.
“Kebun kami ini, ada sekitar 225 batang, dan sudah setiap hari panen. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi warga lainnya untuk membudidayakan jeruk gerga madu,” ungkap dia.
Terpisah, Adi Sismiko warga Desa Pulau Panggung mengaku bangga, karena ada percontohan berada di tengah desa mereka.
“Kami lihat, tidak melulu tentang kopi, jeruk gerga diyakini mampu meningkatkan taraf ekonomi rakyat,” pungkasnya.