Laporan : SMSI
LAHAT – Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa medali emas dari Cabang Olahraga (Cabor) Panahan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2021 yang digelar di Oku Selatan, didominasi oleh atlet Panahan tuan rumah dengan perolehan medali emas terbanyak dari Cabor tersebut.
Perolehan medali emas yang begitu spektakuler disabet atlet tuan rumah ini, membuat sejumlah kontingen dari Cabor tersebut melontarkan protes dan menuding atlet Panahan asal tuan rumah merupakan atlet bayaran yang diadopsi Provinsi Lampung atau berasal dari luar Provinsi Sumsel.
“Kami sudah sampaikan keberatan terkait adanya atlit yang pernah membela daerah lain di luar Sumsel. Saya sebutkan yaitu Provinsi Lampung dan bengkulu itu sudah pada saat Tehnikal Meeting (TM), dan keberatan itu sudah diterima”, protes Ibnu Marwata pelatih kontingen Panahan Kabupaten Musi Banyu Asin dalam protesnya, usai pertandingan Devisi Recurve dan Devisi Compound.
Hasilnya, kata Ibnu, atlit yang sudah pernah membela provinsi lain yang dipakai oleh Kabupaten OKU Selatan sebanyak 4 orang dan 1 orang dipakai oleh Kabupaten Lahat sudah diskualifikasi. Namun, disinyalir masih ada atlit yang berasal dari luar Provinsi Sumsel yang hari ini masih bertanding di ajang Porprov Ke XIII.
“Karena dari pihak panitia, mereka beralibi atlit tersebut mempunyai KTP dan KK daerah setempat,” kata dia, seperti dilansir dari sejumlah media online yang menayangkan berita tersebut kemarin.
Dengan disebut-sebutnya ada nama Kabupaten Lahat yang juga mencoba mengadopsi atlet Panahan itu, pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kabupaten Lahat memberikan keterangan yang nyaris selaras dengan apa yang diprotes oleh Ibu Mawarta.
“Waailkumsallam, dari 35 cabor sudah diseleksi masing-masing cabor dan sudah diverifikasi oleh provinsi”, jawab Ketua Koni Lahat, Baripi, saat dikonfirmasi terkait tudingan tersebut, Kamis (25/11/21) malam.
Sementara itu, Pelatih Panahan Koni Lahat, Andra Juarsa menyebut bahwa persoalan tudingan penggunaan jasa atlet luar Lahat tersebut sudah diklarifikasi oleh peserta ke pihak panitia.
“Saya cuma pelatih, takut salah ngomong. Tapi nformasi dari tim sudah clear. Sudah diklarifikasi. Memang budak (Atlet) tuh pernah tinggal di Bengkulu, dan awalnya main panahan di club di Bengkulu”, katanya menjelaskan.
Editor : RON