LAPORAN : SMSI
LAHAT, Gemasriwijaya – Berdasarkan data yang diterima, terungkap Proyek rehabiltasi D.I Air Pangi (IPDMIP) dengan Satker Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.
Tercatat dana Pagu Proyek sebesar Rp 2,065 Milyar menjadi HPS sejumlah Rp 1,952 Milyar yang berlokasi di Desa Pandan Arang Kecamatan Kikim Selatan dan dikerjakan oleh CV Resyha asal Kota Palembang.
Proyek rehab yang menggunakan dana milyaran rupiah ini untuk mencukupi kebutuhan perairan sawah masyarakat di empat desa dalam Kecamatan Kikim Selatan. Yaitu, Desa Nanjungan, Desa Tanjung Kurung, Desa Keban Agung dan Desa Pandan Arang.
Namun, pembangunan proyek rehab DAM sesuai dengan harapan bisa dengan lancar dan tahan lama sebagaimana spek bangunan bisa mengaliri air ke persawahan, sepertinya diragukan oleh masyarakat empat desa tersebut.
Empat Kepala Desa (Kades) yang desanya akan dialiri DAM tersebut saat dikonfirmasi awak media melalui Kades Nanjungan, Iswandi mengungkapkan keraguan mutu bangunan proyek itu.
“Maka itu kami adakan pengecekan langsung ke lokasi pembangunan rehabilitasi DAM 1 Air Pangi hari ini dan banyak sekali kejanggalan yang ditemukan,” sambungnya. Selasa (27/7/2021).
Dijelaskan Iswandi, seperti pekerjaan tidak mengunakan molen dan tidak ada kotak adukan campuran semen pasir yang biasa dipakai setiap kali ada bangunan.
Tapi kenyataannya, pemborong proyek ini mengaduk pakai alat berat eksavator dan bahan adukan pasir bercampur lumpur dan kayu serta mengunakan alat-alat seadanya seperti centong melicin acian, sekraf meratakan adukan.
“Bahkan mengunakan alat yang terbuat dari kayu yang biasa dipakai masyarakat untuk menjemur padi dan kopi seperti serok,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Iswandi, saat pengecekan bangunan itu juga ditemukan papan yang dilapis dengan acian untuk menutupi aliran air yang melewati dibawah bangunan. Dan, saat dibuka keluar deras airnya.
“Parahnya lagi, bangunan kemaren dan hari ini belum ada yang keras dan malahan bercampur lumpur dan kayu diatasnya diaci dengan semen,” terangnya.
Ketika ditanya saat lakukan pengecekan ke lokasi proyek itu melibatkan pihak yang berwajib. Iswandi mengatakan jajaran Polres Lahat dan Polsek Kikim Selatan turut hadir untuk menjaga agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan serta mengetahui hasil pekerjaan DAM tersebut.
“Sebenarnya selama ini kami empat desa bukan mau mengerjakan proyek itu. Namun siapapun pemborongnya tolong dikerjakanlah bagus dan kokoh sesuai dengan aturan RAB dan Gambar untuk kepentingan masyarakat,” imbuhnya.
Lebih jauh, Iswandi menguraikan dalam logat bahasa dusunya “Kalu dide kereh ige lagi ape lagi dibangun dengan biaya yang besak, lom lame lah rusak lagi dan nak gotong royong mapak pule tiap kali nak betanam,” ujar Iswandi kesal.
Perlu diketahui, pengecekan pelaksanaan proyek tersebut dihadiri masyarakat, Kades Nanjungan Iswandi, Kades Tanjung Kurung Kasmin, Kades Keban Agung Fitra dan Kades Pandan Arang Alpian. Didampingi BPD, LPM, LPA masing-masing desa dan Ketua P3KA.
Sementara itu pihak CV Resyha saat mau dikonfirmasi sudah tidak ada lagi di lokasi bangunan. Menurut informasi, keberadaannya sudah di Desa Pandan Arang di rumah Rindi
Ditemui di kediaman Rindi, Aslan juga tidak ada. Hinga berita ini diturunkan pihak CV. Resyha belum bisa dikonfirmasi.*****