Laporan : Dafri
GEMAS – LAHAT
Berdasarkan catatan yang didapat dari Dinas Pertanian Kabupaten Lahat, luas lahan persawahan terhitung dari 2017 hingga 2019 mengalami penurunan.
Berbagai faktor menjadi penyebab berkurangnya luas lahan persawahan. Saat ini, luas lahan perswahan di Kabupaten Lahat seluas 12.646 Hektar tersebar di 24 Kecamatan.
Kepala Dinas Pertanian, Ir Otong Heriadi saat ditemui awak media, Rabu (4/11/2020) melalui Kabid Prasarana Dan Sarana Pertanian, Herman Suyanto didampingi Kasi Lahan dan Irigasi, Muhaimin SE, MM, menjelaskan, pada tahun 2017 luas lahan persawahan irigasi dan tadah hujan mencapai 17 ribu hektar.
“Namun, pada tahun 2019 hanya seluas 12.646 hektar yang terbagi, sawah tadah hujan seluas 1.612 hektar dan sawah Irigasi 13.651 hektar,” sambungnya.
Data penurunan persawahan dari tahun 2017 seluas sekitar 17 rubu hektar dan pada 2019 menjadi 12.646 hektar itu sudah termasuk sawah lahan kering atau disebut tadah hujan.
Herman mebeberkan beberapa faktor penyebab luas persawahan berkurang, mulai dari beralih fungsi lahan, abrasi sungai, banjir bandang dan berubahnya metode pengukuran dari manual ke digital. Saat ini metode pengukuran menggunakam citra satelit oleh BPN.
Seperti lahan persawahan tadah hujan seluas sekitar 2.000 hektar di wilayah Kikim Area beralih fungsi ke lahan sawit. Kemudian, alih fungsi ke usaha lain, yakni perkebunan kopi dan pemukiman sekitar 2.000 hektar juga terjadi di sebagaian besar di Kecamatan Tanjung Sakti pumi, Suka Merindu, Pajar Bulan, Pagar Gungung, dan Pulau pinang.
“Jaman dulu dilapangan belum digital, dan PPL kebanyakan di lapangan masih sistem manual, seperti menayakan kubik dan bidang. Jadi ada kemungkinan selisih jaman dulu sama jaman sekarang yang sudah metode pengukuran menggunakam citra satelit oleh BPN. Selain itu faktor alih fungsi lahan, abrasi sungai, faktor bencana seperti banjir bandang,” jelasnya.
pihaknya sudah melaksanakan pengukuran secara citra satelit bekerjasama dengan pihak ketiga baru di 12 Kecamatan.
Masih kata Herman, hasil survei verifikasi dan klarifikasi bersama ATR BPN dengan membandingkan peta big badan informasi geofarsial dan menggunakan citra satelit indonesia dan ketitik koordinat sawah yang diragukan tidak lagi menjadi sawah. Tahun 2020 Luas Baku Sawah LBS tinggal 12.646 hektar dengan pola IP 200 Intensitas Pertanaman / Panen 200 persen atau 2x setahun.
“Data itu sama karena dibuat oleh tim Kelompok Kerja LBS terdiri dari Dinas Pertanian, ATR BPN Bappeda, PUPR dan BPS,” pungkasnya.
Editor : Ivi Hamzah