Author : AGUSMANTO
PULAU PINANG, LhL – Suara sumbang yang bernada tudingan terhadap ketidak pedulian Pemerintah Desa (Pemdes) Muara Siban, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat yang diposting oleh salah satu akun facebook milik warganya sendiri pada Sabtu kemarin, menuai reaksi positif dan tindakan tegas dari pihak Pemdes. Salah satu reaksi yang muncul, adalah dilakukannya crosscheck oleh Kepala Desa (Kades), Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat pada Minggu (9/2/2020) ke lokasi bagian atas lokasi longsor.

Menurut Kades Muara Siban, Kuswara, longsor yang melanda Dusun III atau tepatnya di sekitar area perbatasan dengan Desa Jati, itu mulai terjadi pada Bulan Januari 2020 lalu. Akan tetapi, saat itu pihaknya bersama perangkat dan BPD serta masyarakat langsung membersihkan bekas bekas longsoran tersebut dengan menggunakan mobil pribadinya.

“Waktu itu kami mendapat laporan dari warga, bahwa tanah yang di bagian bawahnya terdapat Jalan Lintas Lahat-Pagaralam itu longsor. Tanpa mengulur waktu, saya bersama perangkat, BPD dan warga langsung membersihan tanahnya. Terlebih lagi ada permintaan masyarakat Desa Jati, supaya tanah itu dibersihkan agar tidak mengganggu arus lalulintas kendaraan”, terang Kuswara, dibincangi di rumahnya di Desa Muara Siban.
Namun saat melakukan pembersihan tersebut, lanjut Kuswara, ia dan perangkat, BPD serta warga melihat sebuah alat berat berupa eskavator sedang mengupas permukaan tanah di bagian atas lokasi longsor tersebut. Padahal, dikatakan Kuswara, di bagian bawah lokasi yang digusur itu adalah jalan lintas dan permukiman warga. Terlebih, alat berat yang menggusur tanah itu tidak ia ketahui dan tidak izin dulu kepada Pemdes.
“Kami berpendapat, longsor itu terjadi karena tidak ada lagi resapan air karena tanahnya sudah menggembur akibat gusuran alat berat tersebut, apalagi sekarang musim hujan. Selagi tanah yang digemburkan itu masih pada kondisi sekarang, gerusan tanah dari bagian atas itu masih akan tetap terjadi, karena di bawah permukaan tanah itu juga terdapat batu napal yang lincin”, sebut dia.
Meskipun begitu, Kuswara dan perangkatnya tidaklah menyalahkan pihak-pihak lain. Yang terpenting baginya, adalah bagaimana cara mencarikan solusi agar longsor susulan tidak terjadi lagi.
“Ke depan, kami Pemdes akan selalu siap berbuat untuk kebaikan masyarakat. Saya harap pada masyarakat Desa Muara Siban ini, supaya tidak mudah menyalahkan Pemdes. Apalagi sampai-sampai menuding, bahwa Kades tidak peduli dengan warganya. Sebab selain karena adanya gusuran tanah di bagian atas itu, longsor juga disebabkan adanya musim penghujan yang hampir setiap hari terjadi. Jadi kami tegaskan, bahwa ini bukan kesalahan Pemdes Muara Siban yang tidak peduli, melainkan sudah kehendak alam”, ungkapnya, usai melakukan crosscheck ke lokasi tanah yang digusur itu.
Laporan : Tim
GEMAS – LAHAT
Author : AGUSMANTO
PULAU PINANG, LhL – Suara sumbang yang bernada tudingan terhadap ketidak pedulian Pemerintah Desa (Pemdes) Muara Siban, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat yang diposting oleh salah satu akun facebook milik warganya sendiri pada Sabtu kemarin, menuai reaksi positif dan tindakan tegas dari pihak Pemdes. Salah satu reaksi yang muncul, adalah dilakukannya crosscheck oleh Kepala Desa (Kades), Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat pada Minggu (9/2/2020) ke lokasi bagian atas lokasi longsor.

Menurut Kades Muara Siban, Kuswara, longsor yang melanda Dusun III atau tepatnya di sekitar area perbatasan dengan Desa Jati, itu mulai terjadi pada Bulan Januari 2020 lalu. Akan tetapi, saat itu pihaknya bersama perangkat dan BPD serta masyarakat langsung membersihkan bekas bekas longsoran tersebut dengan menggunakan mobil pribadinya.

“Waktu itu kami mendapat laporan dari warga, bahwa tanah yang di bagian bawahnya terdapat Jalan Lintas Lahat-Pagaralam itu longsor. Tanpa mengulur waktu, saya bersama perangkat, BPD dan warga langsung membersihan tanahnya. Terlebih lagi ada permintaan masyarakat Desa Jati, supaya tanah itu dibersihkan agar tidak mengganggu arus lalulintas kendaraan”, terang Kuswara, dibincangi di rumahnya di Desa Muara Siban.
Namun saat melakukan pembersihan tersebut, lanjut Kuswara, ia dan perangkat, BPD serta warga melihat sebuah alat berat berupa eskavator sedang mengupas permukaan tanah di bagian atas lokasi longsor tersebut. Padahal, dikatakan Kuswara, di bagian bawah lokasi yang digusur itu adalah jalan lintas dan permukiman warga. Terlebih, alat berat yang menggusur tanah itu tidak ia ketahui dan tidak izin dulu kepada Pemdes.
“Kami berpendapat, longsor itu terjadi karena tidak ada lagi resapan air karena tanahnya sudah menggembur akibat gusuran alat berat tersebut, apalagi sekarang musim hujan. Selagi tanah yang digemburkan itu masih pada kondisi sekarang, gerusan tanah dari bagian atas itu masih akan tetap terjadi, karena di bawah permukaan tanah itu juga terdapat batu napal yang lincin”, sebut dia.
Meskipun begitu, Kuswara dan perangkatnya tidaklah menyalahkan pihak-pihak lain. Yang terpenting baginya, adalah bagaimana cara mencarikan solusi agar longsor susulan tidak terjadi lagi.
“Ke depan, kami Pemdes akan selalu siap berbuat untuk kebaikan masyarakat. Saya harap pada masyarakat Desa Muara Siban ini, supaya tidak mudah menyalahkan Pemdes. Apalagi sampai-sampai menuding, bahwa Kades tidak peduli dengan warganya. Sebab selain karena adanya gusuran tanah di bagian atas itu, longsor juga disebabkan adanya musim penghujan yang hampir setiap hari terjadi. Jadi kami tegaskan, bahwa ini bukan kesalahan Pemdes Muara Siban yang tidak peduli, melainkan sudah kehendak alam”, ungkapnya, usai melakukan crosscheck ke lokasi tanah yang digusur itu.
Di tempat yang sama, Kepala Dusun (Kadus) III Desa Muara Siban, Fredi juga menambahkan bahwa pihaknya selaku perangkat desa sudah melakukan yang terbaik bagi masyarakat desa. Sayangnya setelah semua yang dilakukan oleh Pemdes itu ada saja oknum warga yang tidak mau mengakui kinerja Pemdes itu.
“Lalu kalau dengan kami begotong-royong membersihkan tanah longsor itu, kami masih dianggap tidak perduli dengan masyarakat..?. Bahkan Pak Kades merelakan mobil pribadinya untuk mengangkut dan membuang longsoran tanah itu, kurang apalagi Pemdes Muara Siban ini..?”, kata Fredi, terkesan mempertanyakan tudingan yang diposting sebuah akun facebook tersebut.
Menyikapi hal ini, salah seorang warga Desa Muara Siban, AM mengungkapkan, kalau masalah longsor itu tidak bisa serta merta divonis adalah ketidak pedulian yang dialamatkan pada Pemdes Muara Siban. Bahkan, banyak faktor lain yang menyebabkan longsor itu terjadi dan selalu terjadi.
“Alasannya, karena sekarang memang sedang musim hujan, banjir dan longsor bahkan terjadi di mana-mana. Kemudian yang kedua, karena di bagian atas lokasi longsor itu, tanahnya sudah terkupas akibat gusuran alat berat. Dengan demikian, tidak ada lagi resapan air. Mau tidak mau air itu menggerus tanah yang ada di bawahnya”, urai dia.
Nah, jika semua rentetan peristiwa itu harus dibebankan dan disalahkan kepada Pemdes, imbuh AM, itu tidak mungkin. Karena untuk membangun tembok penahan di lokasi longsor itu, tidak mungkin harus menggunakan dana dari Pemdes secara pribadi.
“Sebaliknya, kalau harus menggunakan Dana Desa (DD), itu juga tidak mungkin, karena DD itu sudah ada pos-pos kegiatannya. Realisasi DD itu harus mengacu pada Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Desa (RAPBDes) sesuai hasil Musyawarah Desa (Musdes)”, jelasnya.
Sementara anggaran untuk membangun tembok penahan, itu tidak masuk dalam item kegiatan saat Musdes untuk tahun ini. Kecuali, jika Musdes lagi nanti, anggarannya dibahas dalam rapat dan disetujui peserta Musdes.
“Itupun masih harus menunggu tahun 2021 mendatang, agar realisasi DD tidak melanggar aturan yang ada. Tidak bisa dong, selalu Pemdes yang disalahkan dan dianggap tidak peduli dalam setiap persoalan yang terjadi”, tegasnya.
Editor : Ivi Hamzah