Laporan : Bustam Aksea
GEMAS – JAKARTA
Jalan merupakan salah satu kebutuhan utama yang dibutuhkan masyarakat, karena sangatlah penting untuk melakukan aktivitas. Seperti jalan yang menghubungkan Kabupaten Manokwari Selatan menuju Kabupaten Teluk Bintuni atau sebaliknya di Papua Barat ini, kini rusak parah.
Jalan yang telah rusak parah kurang lebih dua bulan ini menjadi masalah serius di Papua Barat, yang perlu mendapat penanganan cepat. Karena sangat menghambat perjalanan masyarakat maupun pendistribusian Bahan Pokok (Bahwa) yang melewati jalan satu-satunya ini.
Saat melewati jalan ini, Jumat dan Minggu lalu, saya mengamati volume kendaraan yang melewati jalan ini cukup banyak. Sering kali terjadi pertemuan antara kendaraan yang hendak ke Bintuni maupun ke arah Mansel dalam jumlah mencapai puluhan. Rusaknya jalan persis di daerah Mamay, Kabupaten Manokwari Selatan ini, membuat pengguna jalan tidak merasa nyaman.
Karena waktu tempuh yang biasanya empat hingga lima jam, bisa ditempuh hingga 16 jam. Bahkan truk-truk pengangkut bapok bisa bermalam dua hingga tiga hari di daerah lumpur ini.
Tentu ada kerugian yang sangat penting yang harus di terima ketika harus setiap saat melewati jalanan tersebut, yaitu perjalanan terhambat, menjadi lambat sampai ke tujuan dan onderdeal di kendaraan pun akan mudah rusak. Bahkan ada juga kendaraan yang terbalik, karena terperosok masuk ke dalam lubang.
Kerugian ini akan terus di rasakan selama jalan yang di lewati ini masih rusak. Saat cuaca panas, jalanan ini akan mengeras, dan masih mudah untuk dilalui, namun jika turun hujan, seperti akhir-akhir ini, membuat jalan tersebut semakin tak berbentuk. Banyak kolam-kolam seakan-akan menjadi ranjau buat si pengendara.
Pengendara harus pintar-pintar memilih dan memilah dalam melewati jalan tersebut, kalau tidak maka akan terjebak. Sampai kapan jalan ini akan mudah untuk dilewati? Hendaknya dalam mengatasi masalah ini, bisa dilakukan lebih cepat, agar masyarakat tidak terus mengalami kerugian saat menerobos jalan ini. Penulis Adalah Ketua PWI Papua Barat.
Editor : Ivi Hamzah