Laporan : Dedi S
GEMAS – MUARAENIM
Banyaknya hasil temuan di lapangan pada pekerjaan proyek fisik di lingkup Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) yang amburadul dan diduga asal asalan. Ketua forum pemantau pembangunan masyarakat Semende Khairlani, bahwa plt Kadin PUPR Kabupaten Muara Enim Ir. H Ramlan Syuryadi tidak becus.
“Beberapa contoh pekerjaan fisik yang nilainya wajib di laporkan ke tipikor. Pertama proyek pembangunan tembok penahan air enim di Desa Tanjung Karangan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim yang tidak selesai pada tahun 2018 dan anehnya januari tahun 2019 masih terus di kerjakan,” Ujarnya.
Dikatakannya lagi, bahwa proyek tersebut sampai Januari kemarin masih dikerjakan penimbunan, hal tersebut terlihat aneh sedangkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diduga tidak membiarkan hal tersebut dan diduga juga jarang masuk kantor.
“Setiap awak media mau nemuinya diruang kerjanya bertanya dengan stafnya bahwa alanya lagi dinas luar, lagi survei dan lainnya,” ujarnya mengerutu..
Lebih lanjut dikatakan Khairlani mengharapkan, kepada pihak tipikor baik dari kepolisian maupun kejaksaan diharapkan monitor kelapangan untuk memeriksa. Dirinya minta ke pada pihak penegak hukum untuk menindak proyek tersebut yang diduga adanya pembiaran pengawasan terhadap pekerjaan tersebut oleh Dinas PUPR. Baik pemanggilan pengawas, ppk, pemborong dan plt Kadin PUPR Kabupaten Muara Enim dan menyita dokumen dokumen yang berkaitan dengan proyek tembok penahan air enim di Desa Tanjung Karangan tersebut.
“Pokoknye kami kah mintak tolong nian pak tipikor usut tuntas proyek tu, penjarekah nian make jere ngucaki duet rakyakni dan dalam waktu dekat secara resmi,” katanya menggunakan bahasa khas daerah Semendo.
sementara itu, awak media mencoba melakukan konfirmasi kepada saudara afrisandi via wa selaku PPK proyek tersebut, ( 4/2/2019) sampai dengan berita ini di turunkan tidak ada jawaban dan tanggapan darinya.
Terpisah, Plt Kadin Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim Ir.H Ramlan Syuryadi yang berhasil ditemui diruang kerjanya mengatakan kepada awak media bahwa pekerjaan tersebut belum selesai di akibatkan pemborong kesulitan dalam mencari tranportasi untuk mengangkut matreal ke lokasi.
“Kalu soal tanah timbunan banyak cuma mobilnya agak sulit pemborongnya mencari,” ujarnya yang tampah di sadarinya mengakuhi bahwa pekerjaan tersebut belum selesai. Senin, (11/2/2019).
Editor : Ivi Hamzah