LAPORAN : Tim
GEMAS – LAHAT
Kemarau panjang yang sudah berlangsung beberapa bulan ini, banyak dampaknya terhadap tanaman dan tumbuhan yang menjadi kekeringan. Begitu juga dengan beberapa sumber mata air dari sumur kini sudah kering dan tak mengalir lagi. Lebih lebih petani kopi sudah merasakan dampaknya sebelum musim panen tahun depan, karena kondisi bunga yang akan menjadi buah ini sudah terbakar oleh teriknya matahari. Pernyataan tersebut dikatakan oleh Kaludin petani kopi dari Desa Geramat pada awak media Sabtu (04-08-18) yang sedang membersihkan beberapa tunas di batang dan dahan kopi.
“Pecaknye gagal panen lagi kite pekebun kawe ni, makmane bunge kawe ni la mutung gale padahal kawe inilah harapan kami,” tuturnya.
Ditanya soal berapa penghasilan pertahun dari hasil panen kopi, Kaludin katakan satu hektar kebun kopi kalau normal dan tidak kemarau bisa mencapai 1,5 ton dari 3000 batang kopi, tetapi untuk musim tahun ini Ia hanya mendapatkan separuhnya.
“Hasil panen kita tahun ini sangat minim, karena bunga tahun kemarin banyak berguguran dan tak menjadi buah. Makanya kami ragu lagi untuk musim tahun depan, karenanya bunganya sekarang sudah banyak terbakar oleh panasnya matahari. Semoga hujan lekas turun agar tanaman menjadi segar kembali.,” Urainya.
Editor : Ivi Hamzah