PALEMBANG, Ampera Sumsel – Pemerintah Kota (Pemkot) gelar sosialisasi program gotong royong kepada komunitas peduli banjir dan perwakilan instansi terkait dengan tema Pengaruh Kegiatan Gotong-Royong Kebersihan Sungai/Anak Sungai dan Saluran Air Terhadap Perilaku Masyarakat di Kota Palembang, Rabu (3/5).
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kota Palembang Dharma Budi mengungkapkan, Palembang tidak terlepas dari permasalahan banjir, terlebih dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan sekarang dimana 54 persennya dilakukan di daerah rawa. “Palembang tidak lepas dari banjir. Semakin hari akan semakin menjadi masalah,” ujarnya.
Budi mengatakan, banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir diantaranya perubahan tata lahan dimana banyak terjadi penimbunan akibat pembangunan yang memakan lahan rawa yang ada.
“Kita sudah ada Perda Rawa yang sudah disahkan pada 2012 lalu. Ada kriteria rawa yang bisa digunakan untuk pembangunan,” jelasnya.
Hanya saja, jelasnya, pihaknya tidak bisa melarang pengusaha untuk membangun di atas rawa. Asalkan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan Pemkot Palembang dengan mengacu kepada Perda Rawa. Yang tentunya pengusaha yang akan membangun di atas kawasan rawa tertentu akan melalui tahapan kajian dari instansi terkait.
“Boleh saja membangun di atas rawa tapi dengan ketentuan 30 persen dari kawasan yang akan dibangun harus menjadi fasilitas umum seperti kolam retensi, jalan, saluran air dan sebagainya, ” jelasnya.
Ia menegaskan, sosialisasi ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dan komunitas peduli banjir yang ada di Kota Palembang agar nanti menjadi penghubung dengan masyarakat.
Terutama dengan dua program yang sedang gencar dilakukan saat ini yaitu gotong-royong dan safari subuh diharapkan dapat membuka mata masyarakat Kota Palembang. Dimana untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong di masyarakat yang saat ini sudah hampir punah.
(Naska : Humas Pemkot)
(Editor : Andre Joda)