LUBUK LINGGAU, Ampera Sumsel – Kota Lubuklinggau merupakan kota kedua terbesar di Provinsi Sumatera Selatan setelah Palembang. Dengan letak geografis yang sangat strategis, berada di perlintasan antar tiga Provinsi yakni, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu, sebelah Utara Provinsi Jambi dan Timur Provinsi Sumsel, memberikan kemajuan bagi Kota Lubuklinggau sebagai kota jasa dan perdagangan.
Namun fokus pembangunan di daerah tersebut tidak hanya pada kedua sektor itu yakni jasa dan perdagangan namun prioritas lainnya yakni pada sektor pariwisata. Untuk meningkatkan pembangunan di Kota Lubuklinggau, masyarakat daerah itu telah memberikan mandat dan kepercayaan kepada pasangan H SN Prana Putra Sohe sebagai Walikota dan H Sulaiman Kohar sebagai Wakil Walikota Lubuklinggau periode 2013-2018.
Geliat pembangunan di daerah itu terlihat begitu pesat hampir di seluruh sektor pembangunan dilakukan pembenahan dan perubahan yang semuanya menuju pada kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
Dalam visi, misi dan programnya, kedua pasangan atau biasa disebut Nan-Suko itu dengan tegas menyatakan keinginan dan keyakinannya mewujudkan Kota Lubuklinggau sebagai role-model masyarakat madani yang berbasis pada keragaman masyarakat berakhlak mulia sebagai sumber keunggulan daya saing yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan hal itu, dirinya akan menyusun rencana strategis pada setiap Satuan Perangkat Kerja Daerah pemerintahannya dengan dilakukan secara terpadu, menyeluruh dan komprenhensif serta mengedepankan partisipasi masyarakat dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku kepentingan dan stakeholder pembangunan lainnya.
“Kita wujudkan Kota Lubuklinggau menjadi kota yang berakhlak dan terbaik di Sumatera Selatan,” kata Nanan panggilan akrab walikota.
Sudah empat tahun Nan-Suko memimpin kota berslogan Sebiduk Semare tersebut dengan berbagai program pembangunan telah diwujudkan dalam pembangunan baik berupa fisik maupun non fisik.
Pada pembangunan non fisik, Nan-Suko mengusung konsep Lubuklinggau sebagai Kota Metropolis yang madani menjadikan kota tersebut sebagai pusat dari segala pusat kegiatan masyarakat. Dengan memprioritaskan sektor pariwisata, perdagangan, jasa, pendidikan dan sektor lainnya.
“Tatanan sudah dibuat di periode ini kedepan tinggal mengkonkritkan saja. Bila seluruh elemen masyarakat bergerak maka segala komponen akan berkembang secara signifikan. Karena pembangunan Lubuklinggau seutuhnya bisa diwujudkan dengan mudah bila masyarakatnya rukun artinya secara garis besar masyarakat merupakan ujung tombak dari segala langkah pembangunan yang akan dijalankan pemimpinya,” jelas Nanan.
Namun jelasnya, pembangunan yang sudah direncanakan dan telah berjalan tersebut belum bisa dikatakan berhasil jika pembangunan belum dilakukan secara menyeluruh pada aspek kehidupan masyarakat terkait dengan sumber daya manusia, infrastruktur wilayah, daya dukung lingkungan dan sumber daya alam, tata kelola pemerintahan, daya saing ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial.
“Untuk itu upaya pemerintah akan dilakukan pada pembangun kesehatan, pembangunan pendidikan dan pengarus utamaan gender,” terang Nanan.
Dijelaskannya, bila pembangunan fisik yang dilakukan Pemkot Lubuklinggau sudah seimbang dengan yang dilaksanakan dengan pihak swasta. Sementara pembangunan non fisik yang dimaksud baru tatanan yang dibangun, hal ini diwujudkan dengan bergeraknya seluruh tatanan elemen masyarakat dengan konsep kerja mereka masing-masing.
Sementara pada pembangunan fisik, empat tahun kepemimpinan Nan-Suko menjadikan Kota Lubuklinggau semakin “Bisa”. Bisa dalam berinvestasi, dalam membangun, dalam menata pemerintahan dan bisa membanggakan masyarakatnya.
Berbagai pembangunan fisik yang dilakukan antara lain pembangunan masjid agung, gedung DPRD Kota Lubuklinggau, gedung kantor Walikota Lubuklinggau, pembangunan pasar satelit, serta pembangunan dibeberapa objek wisata di Lubuklinggau baik itu pembuatan inklinator (kereta miring) di objek wisata Bukit Sulap hingga membangun Temam Water Park.
“Mulai tahun ini kita akan konsen pada pembangunan infrastruktur jalan, sebab 70 persen jalan di Kota Lubuklinggau rusak. Hanya saja 50 persen diantaranya akan kita bangun tahun ini sementara 20 persen jalan lain akan kita benahi tahun depan. Untuk itu warga harus sabar seluruh jalan rusak akan kita perbaiki tetapi dilakukan bertahap mengingat keterbatasan anggaran yang ada,” jelasnya.
Dirinya mengaku masih banyak rencana pembangunan yang menyentuh pada masyarakat masih belum, sedang dan sudah dilakukannya. Kedepan dirinya akan melakukan upaya dan perencanaan pembangunan yang lebih konkrit dengan mengedepankan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi masyarakat.
(Adv) Jhuan.