JAKARTA, Ampera Sumsel —Kemandirian energi di Kabupaten Lahat didukung dengan kondisi kekayaan alam yang berlimpah, di antaranya, ketersediaan batu bara sehingga PLTU menjadi solusi untuk menyuplai listrik. Selasa (31/ 01)
“Saat ini terdapat dua PLTU di Kabupaten Lahat yaitu PLTU Banjarsari berkapasitas 2×110 MW dan PLTU Keban Agung 2x 135 MW. PLTU ini disiapkan untuk kapasitas hingga 4×135 MW untuk mengaliri listrik tidak hanya di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, melainkan hingga ke Provinsi Jambi dan Bengkulu,” kata Bupati Lahat H. Saifudin Aswari Riva’i SE dalam Seminar Indonesia Economic Outlook 2017 dalam Sesi Memacu Investasi Demi Mewujudkan Kedaulatan Energi, di Ballroom Pullman Hotel, Jakarta, hari ini.
Di awal-awal kepemimpinan Bupati Lahat yang tercatat bahwa wilayah Lahat yang terdiri dari dari 22 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 360 Desa dengan jumlah penduduk 393.235 jiwa hanya 40% yang teraliri listrik dari luas wilayah Kabupaten Lahat 436.183 hektare atau 4.361,83 kilometer.
Melihat fakta ini, Aswari Rivai membuat program kerja yang lebih mengutamakan kebutuhan dasar masyarakat Lahat, yaitu adanya aliran listrik yang merata hingga ke tingkat desa. Ini sejalan dengan program visi, misi pembangunan nasional yaitu surplus energi, kedaulatan energi.
Program pemerintah pusat ini didukung oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Lahat. Salah satunya adalah prioritas pembangunan pusat-pusat pembangkit listrik baru dengan potensi terbarukan, mulai dari gas alam ataupun batu bara. “Selain PLTU, di Lahat juga ada PLTA yang sudah berproduksi selama 1 tahun dan telah mengaliri 15.000 sambungan listrik ke rumah-rumah penduduk di Lahat,” kata Wari.
Kini 99% wilayah Lahat telah dialiri listrik. Sebagai suatu wilayah Kabupaten Lahat pada dasarnya turut berkontribusi mewujudkan kemandiran ekonomi nasional. Puncak dari apresiasi pencapaian Pemerintah Kabupaten Lahat ini, ketika Bupati Aswari Rivai mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2016 lalu.
Penghargaan ini bukan sekadar tanda terima kasih dari seorang presiden, melainkan tanda pembuktian dari hasil kerja konkre seorang bupati dalam menyediakan kebutuhan energi masyarakat secara memadai. Publik ataupun media menyoroti penghargaan ini sebagai penghargaan yang penting dan pantas diberikan kepada Aswari Rivai. Kalangan media pun memberikan apresiasi 25,7% dari 187 berita mengenai kemandirian energi Kabupaten Lahat. Dengan pencapaian ini tidak berlebihan bila Aswari Rivai sebagai bupati memberikan pernyataan bahwa Lahat siap menjadi salah satu pemasok energi nasional
(Prima)