LAHAT, AmperaSumsel – Terkait penangkapan 2 orang kepala desa (Kades) yang diduga menyalahgunakan obat-obat terlarang jenis pil ekstasi oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Selatan (Sumsel), pada Sabtu (13/8) lalu, kini, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa (BPM Pemdes) masih menunggu surat resmi penahanan keduanya.
Kepala BPM Pemdes Kabupaten Lahat, Drs H Agustiar Effendi Msi, didampingi Kepala Bidang (Kabid) PDK, Amrillah Dahlan SE, menyebutkan, bahwa berdasarkan surat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), No B/900/VIII/Ka/Pb.01/2016/BNNP Sumsel, tertanggal 15 Agustus 2016 tentang perihal penangkapan terhadap dua Kades terkait penggunaan Narkoba. “Dimana, Pandriadi (33) jabatan Kades Merapi dan Hedi Marlian (28) Kades Telatang, pada Sabtu (13/8) lalu, sekitar pukul 03.00 WIB di KTV Mahkota Mas, Kecamatan Sukarame Palembang, diduga memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan dan menggunakan narkotika jenis pil ekstasi,” katanya, ditemui, di ruang kerjanya, Senin (22/8).
Tak hanya itu, surat dari BNNP ditindaklanjuti oleh Surat Pemberitahuan (SP) dari Camat Merapi Barat No 300/609/MRB/2016, tentang pemberitahuan penangkapan tersangka. “Makanya, kita secara menyeluruh telah menerima surat edaran maupun pemberitahuan dengan telah ditangkapnya kedua kades tersebut, hanya saja. Dan itu tidak serta merta langsung memberhentikannya,” ungkap Amrillah.
Dikatakan dia, sejauh ini pihak BPM Pemdes menunggu surat pemberitahuan dari BNNP Sumsel dan camat perihal peningkatan jadi tersangka, ketika itu, Bupati Lahat langsung menertibkan surat non aktif dan penunjukan pejabat pelaksana tugas (Plt). “Jika memang hasil dari sidang menyatakan terbukti bersalah, maka akan dilakukan pemberhentian. Jika sebaliknya, maka, Bupati Lahat membuat surat pencabutan terhadap Plt dan menugaskan kembali kades bersangkutan seperti biasa,” pungkasnya.
Menyikapi perkara ini, Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lahat, Drs H Chozali Hanan MM mengungkapkan, sangat menyayangkan atas perbuatan aparat pemerintah desa tersebut, terlebih lagi terlibat dalam Narkoba. ” Seyogyanya, mereka berdua menjadi panutan penduduk desa, bukannya malah tertangkap diduga penyalahangunaan obat terlarang, tentunya pihaknya agar sekiranya dapat ditindaklanjuti segera, sehingga roda pemerintahan desa tidak sampai lumpuh dan tetap melayani administrasi masyarakat,” tegas Chozali.
Photo : (Ilustrasi Net)
Nasakh : (RUSTANDI, SH)
Editor : (UJANG, SP)