PALI, AmperaSumsel – Banyaknya keluhan masyarakat akibat tingginya harga Sembako yang meningkat drastis, Wakil Bupati PALI Ferdian Andreas Lacony SKom MM, secara spontan melakukan sidak ke Pasar Pendopo, Talangubi, Kabupaten PALI, Jumat (3/6/2016). Dalam sidak tersebut, politisi PDIP ini, langsung melakukan dialog hampir dengan seluruh pedagang. Bahkan ia, menanyakan secara detil harga sembako terkini dengan harga sebulan yang lalu. Selain menanyakan harga, Ferdian juga menanyakan penyebab kenaikan harga yang meresahkan para ibu rumah tangga tersebut.
Dari hasil sidak tersebut terpantau, jika kebutuhan sembako rata-rata naik hingga mencapai 30 persen dari harga sebelumnya. Seperti harga gula pasir yang semula Rp 10 ribu naik menjadi Rp 13 ribu, bawang merah dari Rp 30 ribu melonjak Rp 40 ribu per kg.
Selain itu, harga telur dari Rp 18 ribu naik menjadi Rp 22 ribu per kg. Kenaikan yang paling signifikan dialami daging sapi dari semula Rp 80 ribu melonjak menjadi Rp 130 ribu perkg.”Bukan kami yang naikke hargo pak, tapi modal kami beli dari Palembang sudah tinggi” kata salah satu pedagang yang disambangi Ferdian.
Usai melakukan sidak, Ferdian mengaku sangat prihatin atas lonjakan harga kebutuhan bahan pokok ini. Dari hasil sidak tadi, ternyata bukan pedagang lokal yang mempermainkan harga, tapi dari pedagang besar.
Ini akan menjadi catatan kita, untuk antisipasi kedepan supaya harga tidak dipermainkan oleh pedagang besar. Apalagi saat ini pendapatan warga menurun akibat harga karet dan sawit yang kembali anjlok. Dan ia akan mengumpulkan SKPD terkait untuk mencari solusi atas permasalahan ini. “Pak Bupati sudah meminta agar Pemkab PALI, dapat mencarikan solusi terhadap kenaikan harga ini. Bahkan ditargetkan harga daging bisa ditekan sampai dibawah Rp 100 ribu sampai lebaran mendatang,” ujar Ferdian.
Dikatakan Ferdian, Pemkab PALI akan melakukan pendataan terhadap koperasi dan kelompok tani yang memelihara sapi atau menanam cabai. Setelah itu, akan dilakukan pemberdayaan terhadap petani dan peternak tersebut, sehingga kedepan koperasi dan kelompok tani terdsebut apat memutus jalur kenaikan harga ini. “Kenaikan ini disebabkan harga dari luar daerah juga naik, kalau kita bisa memberdayakan petani atau peternak kita sendiri (swasembada), tentunya kenaikan tidak akan setinggi saat ini,” terang Ferdian. (jon herry)